BAB 1
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Preeklampsia adalah keadaan peningkatan tekanan darah yang timbul setelah usia kehamilan mencapai 20 minggu yang disertai dengan adanya oedema dan protein
dalam urin. Pre eklampsia diperkirakan secara luas menyerang 3 - 5% kehamilan (Roberts & Cooper, 2001) atau satu dari sepuluh kehamilan (APEC, 2005a)
dengan insiden preeklampsia berat mencapai 4% (Nelson Piercy, 2002). Sampai saat ini, menurut WHO, penyebab kematian ibu terbanyak adalah
pre-eklamsia-eklamsia (28.76%), perdarahan (22.42%), infeksi (3.54%) dsb. Pada tahun 2008 ditemukan 4.940 (9,5%) kasus preeklampsia/eklampsia di Propinsi
Jawa Timur dan 397 (12,3%) di Kota Surabaya (Laporan LB3 KIA Sie KIB Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, 2009).
Penyebab pre eklampsia saat ini masih belum jelas, banyak faktor yang diduga menyebabkan terjadinya preeklampsia, antara lain usia, paritas, kelainan
vaskular plasenta, kelainan imunologik, genetik, defisiensi kalsium dan psikologi ibu seperti cemas, stress, panik hingga depresi, tapi pada penderita yang
meninggal karena preeklamsia terdapat perubahan yang khas pada organ-organ dalam. (Cunningham,2003)
PEB dapat dicegah dengan penanganan yang adekuat, yaitu dengan penatalaksanaan yang tepat, sesuai dengan kasusnya. Bidan harus meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan dalam menangani ibu hamil dan bersalin dengan PEB, sehingga diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam penurunan angka kematian ibu dan bayi.
Pertolongan persalinan dengan tindakan memberikan dampak kesakitan pada ibu dan bayi. Persalinan tindakan pervaginam dengan ektraksi vakum dan forsep serta
tindakan perabdminal dengan sectio caesarea, dapat meningkatkan bahaya robekan jalan lahir dan perdarahan pasca persalinan yang merupakan faktor
penyebab kematian ibu (Cunningham et al., 2006). Oleh karena itu, bidan selaku petugas kesehatan di tempat pelayanan harus mampu memberikan asuhan
yang tepat sehingga angka morbiditas dan mortalitas ibu dapat diminimalkan baik pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas secara khusus dengan selalu
meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam pelayanan kebidanan terhadap ibu dan anak.