BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Ovarium merupakan organ genitalia interna yang mempunyai fungsi yang vital dalam perjalanan reproduksi seorang wanita. Fungsi ovarium berhubungan dengan
produksi ovum dan pembentukan hormon reproduksi yaitu hormon estrogen dan progesteron. Adanya berbagai gangguan pada fungsi ovarium akan menimbulkan efek
terhadap proses pada pematangan ovulasi dari sel telur dan produksi hormon.
Salah satu gangguan yang sering terjadi adalah kista ovarium yang merupakan suatu pengumpulan cairan yang terjadi pada indung telur atau ovarium dimana
cairan yang terkumpul ini dibungkus oleh semacam selaput yang terbentuk dari lapisan terluar dari ovarium. Jenis tumor kistik terbanyak pada ovarium adalah
kista denoma ovarii musinosum dengan angka kejadian 40% dari seluruh jenis tumor kistik ovarium lainnya. Selanjutnya adalah kistadenoma ovarii serosum yang
angka kejadiannya hampir sama dengan kista denoma ovarii musinosum. Jenis lainnya adalah kista endometrioid dan kista dermoid dengan angka kejadian 10%
(Joedosepoetro, 2005).
Tumor-tumor kistik ovarium tersebut mempunyai potensi keganasan yang berbeda-beda, salah satunya adalah 30-35% Kistadenoma serosum dapat menjadi ganas.
Bila pada suatu kasus terdapat implantasi pada peritoneum disertai dengan asites, maka prognosisnya kurang baik, walaupun diagnosis histopatologis
pertumbuhan itu mungkin jinak.
Penanganan kasus ini dilakukan dengan pengangkatan tumor dengan tindakan operatif yang selanjutnya dilakukan pemeriksaan histologik untuk mengidentifikasi
adanya keganasan.
Bidan mempunyai peran dalam mendeteksi dini gangguan yang terjadi pada masa reproduksi termasuk pada kistoma ovarium. Sehingga jika terjadi kasus ini dapat
tertangani dengan cepat. Selain itu juga bidan dapat memberikan asuhan pre dan pasca operasi sesuai dengan kebutuhan pasien. Dengan demikian, penulis
tertarik untuk mengkaji pasien dengan kistoma ovarium di Poli Kandungan RSUD dr. Soetomo Surabaya.