Monday, 14 March 2016

SAP Pap Smear dan IVA

SATUAN ACARA PENYULUHAN

PAP SMEAR DAN IVA

 
Pokok Bahasan   : Pemeriksaan Pap Smear dan IVA
Hari/Tanggal/Jam : Minggu, 28 Juni 2015 jam 09.00 WIB
Tempat                : Rumah ibu Yayuk, RT 4 RW 4 Kelurahan Jemurwonosari
Waktu                 : 35 menit 

I. Latar Belakang
Untuk menghindari penyakit kanker di wilayah rahim, sebagian besar dokter ahli kandungan menyarankan agar wanita melakukan pap smear secara teratur setahun sekali. Cara itu bisa mendeteksi kanker pada stadium awal sehingga proses penyembuhan bisa dilakukan. Dari semua kanker yang menyerang wanita, hanya kanker serviks yang bisa dicegah dengan vaksinasi. Karena hanya kanker serviks yang disebabkan oleh virus HPV.

Selain disebabkan oleh hubungan seksual, kanker serviks juga bisa tertular lewat pemakaian handuk dan pakaian dalam. Namun hampir 99 persen disebabkan oleh hugungan seksual, dan sekitar 80 persen wanita beresiko terinfeksi HPV. Virus HPV tipe 16 dan 18 merupakan virus yang paling bandel dan kemunculannya tidak menimbulkan gejala tertentu. Sebelum divaksinasi, dilakukan dulu papsmear dirumah sakit yang menyediakan layanan itu. Biasanya, hasil pap smear baru keluar sekitar seminggu. Biaya pemeriksaan pap smear berkisar Rp 50.000 per orang.
Selain pap smear, melakukan pemeriksaan dengan metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) juga bisa dilakukan sebelum diberikan vaksin. Layanan IVA sudah bisa dilakukan dipuskesmas terdekat, biayanya pun hanya berkisar Rp 20.000 per orang. Proses IVA dilakukan dengan cara membuka vagina untuk kemudian diberikan Asam Asetat. Setelah beberapa saat, para bidan atau dokter akan mengetahui apakah wanita itu perlu diberi vaksin atau tidak.
Wanita yang belum pernah berhubungan seksual bisa divaksinasi tanpa pemeriksamaan pap smear dan IVA. Karena vaksinasi kanker serviks disarankan sudah dilakukan sejak usia 10 tahun sampai 45 tahun (sebelum memopause). Jika wanita sudah menopause dan ibu hamil, tidak disarankan lagi untuk melakukan vaksinasi.
Saat ini harga vaksin kanker serviks sudah murah. Saat pertama kali diluncurkan, harga vaksin Rp 1 juta lebih, kini harganya sekitar Rp 600.000 – Rp 700.000. vaksinasi itu dilakukan tiga kali dalam jangka waktu enam bulan. Jika suntikan pertama di bulan februari, yang kedua bulan maret dan suntikan ketiga atau terakhir pada bulan agustus, setelah vaksinasi wanita bisa melindungi diri dari HPV terutama tipe 16, 18 dan 20 selama 6-7 tahun, setelah itu baru dilanjutkan vaksinasi ulang. 

II. Tujuan
Setelah diberikan penyuluhan, peserta diharapkan mengetahui tentang pemeriksaan Pap Smear dan IVA 

III. Tujuan Khusus
1. Peserta mengetahui tentang pengertian Pap Smear dan IVA.
2. Peserta mengetahui tentang fungsi Pap Smear dan IVA.
3. Peserta mengetahui tentang cara pemeriksaan Pap Sear dan IVA .

IV. Sasaran
Ibu-ibu di RT 04 RW 04 Kelurahan Jemur Wonosari Surabaya. 

V. Komunikator
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bidan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.

VI. Materi
Terlampir 

VII. Metode
Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah metode ceramah, tanya jawab, dan diskusi. Metode ceramah dipadukan dengan metode diskusi dan tanya jawab yang dimaksudkan untuk memotivasi minat dan keterlibatan peserta penyuluhan. 

VIII. Media
1) Leaflet 

IX. Pengorganisasian
  • Penanggung jawab: Dinisyah Dwi Tamala S.Keb
  • Moderator : Prastiwi Novia P, S.Keb
  • Penyaji : Yalis Surya Rahma D., S.Keb
X. Kegiatan Penyuluhan
No. Waktu Pembicara Peserta
1. 2 Menit Pembukaan:
1. Memberi salam.
2. Memperkenalkan diri.
3. Menyampaikan topik bahasan.
4. Menjelaskan tujuan penyuluhan.
5. Melakukan kontrak waktu.
Menjawab salam.
Mendengarkan.
Mendengarkan.
Mendengarkan.
Mendengarkan dan memberikan persetujuan.
2. 15 Menit Penyajian Materi:
1. Mengkaji pengetahuan awal peserta tentang topik yang akan disampaikan.
2. Menyampaikan materi tentang pap smear dan IVA.
Menjawab.
Mendengarkan dan memperhatikan.
3. 15 Menit Evaluasi:
1. Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya.
2. Menanyakan kembali pada peserta tentang materi yang telah diberikan.
Bertanya.
Menjawab.
4. 3 Menit Penutup:
1. Menyimpulkan materi.
2. Memberi salam.
Mendengarkan.
Menjawab salam.

XI. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
   a. Peserta hadir minimal 15 orang di Balai RW 04 Kelurahan Jemur Wonosari Surabaya
   b. Penyuluhan dilakukan di Balai RW 04 Kelurahan Jemur Wonosari Surabaya
   c. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan sebelum dan saat penyuluhan
2. Evaluasi proses
   a. Peserta tertib saat pemberian materi penyuluhan
   b. Peserta mendengarkan penyuluhan dengan seksama
   c. Peserta mengajukan pertanyaan
3. Evaluasi hasil
   a. Peserta dapat menyebutkan definisi Pap Smear dan IVA saat ditanya secara acak
   b. Peserta dapat menyebutkan fungsi Pap Smear dan IVA saat ditanya secara acak
   c. Peserta dapat menyebutkan secara singkat cara pemeriksaan Pap Smear dan IVA saat ditanya acak


MATERI IVA 


1. PENGERTIAN IVA

IVA (inspeksi visual dengan asam asetat) merupakan cara sederhana untuk mendeteksi kanker leher rahim sedini mungkin (Sukaca E. Bertiani, 2009)
IVA merupakan pemeriksaan leher rahim (serviks) dengan cara melihat langsung (dengan mata telanjang) leher rahim setelah memulas leher rahim dengan larutan asam asetat 3-5% (Wijaya Delia, 2010).
Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi tingkat pra kanker (high-Grade Precanceraus Lesions) dengan sensitivitas sekitar 66-96% dan spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai prediksi positif (positive predective value) dan nilai prediksi negatif (negative predective value) masing-masing antara 10-20% dan 92-97% (Wijaya Delia, 2010).
Pemeriksaan IVA merupakan pemeriksaan skrining alternatife dari pap smear karena biasanya murah, praktis, sangat mudah untuk dilaksanakan dan peralatan sederhana serta dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan selain dokter ginekologi.
Pada pemeriksaan ini, pemeriksaan dilakukan dengan cara melihat serviks yang telah diberi asam asetat 3-5% secara inspekulo. Setelah serviks diulas dengan asam asetat, akan terjadi perubahan warna pada serviks yang dapat diamati secara langsung dan dapat dibaca sebagai normal atau abnormal. Dibutuhkan waktu satu sampai dua menit untuk dapat melihat perubahan-perubahan pada jaringan epitel.
Serviks yang diberi larutan asam asetat 5% akan merespon lebih cepat daripada larutan 3%. Efek akan menghilang sekitar 50-60 detik sehingga dengan pemberian asam asetat akan didapat hasil gambaran serviks yang normal (merah homogen) dan bercak putih (displasia) (Novel S Sinta,dkk,2010).

2. TUJUAN IVA

Untuk mengurangi morbiditas atau mortalitas dari penyakit dengan pengobatan dini terhadap kasus-kasus yang ditemukan. Untuk mengetahui kelainan yang terjadi pada leher rahim.

3. KEUNTUNGAN IVA

Menurut (Nugroho. 2010) keuntungan IVA dibandingkan tes-tes diagnosa lainnya adalah :
a. Mudah, praktis, mampu laksana
b. Dapat dilaksanakan oleh seluruh tenaga kesehatan
c. Alat-alat yang dibutuhkan sederhana
d. Sesuai untuk pusat pelayanan sederhana
Menurut (Emilia. 2010 :53) keuntungan IVA
a. Kinerja tes sama dengan tes lain
b. Memberikan hasil segera sehingga dapat diambil keputusan mengenai penatalaksanaannya

4. JADWAL IVA

Program Skrining Oleh WHO :
a. Skrining pada setiap wanita minimal 1X pada usia 35-40 tahun
b. Kalau fasilitas memungkinkan lakukan tiap 10 tahun pada usia 35-55 tahun
c. Kalau fasilitas tersedia lebih lakukan tiap 5 tahun pada usia 35-55 tahun (Nugroho Taufan, dr. 2010)
d. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap 3 tahun pada wanita usia 25-60 tahun.
e. Skrining yang dilakukan sekali dalam 10 tahun atau sekali seumur hidup memiliki dampak yang cukup signifikan.
f. Di Indonesia, anjuran untuk melakukan IVA bila : hasil positif (+) adalah 1 tahun dan, bila hasil negatif (-) adalah 5 tahun

5. SYARAT MENGIKUTI TEST IVA

a. Sudah pernah melakukan hubungan seksual
b. Tidak sedang datang bulan/haid
c. Tidak sedang hamil
d. 3x24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan seksual

6 . KATEGORI IVA

Menurut (Sukaca E. Bertiani, 2009) Ada beberapa kategori yang dapat dipergunakan, salah satu kategori yang dapat dipergunakan adalah:
a. IVA negatif = menunjukkan leher rahim normal.
b. IVA radang = Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya (polip serviks).
c. IVA positif = ditemukan bercak putih (aceto white epithelium). Kelompok ini yang menjadi sasaran temuan skrining kanker serviks dengan metode IVA karena temuan ini mengarah pada diagnosis Serviks-pra kanker (dispalsia ringan-sedang-berat atau kanker serviks in situ).
d. IVA-Kanker serviks = Pada tahap ini pun, untuk upaya penurunan temuan stadium kanker serviks, masih akan bermanfaat bagi penurunan kematian akibat kanker serviks bila ditemukan masih pada stadium invasif dini (stadium IB-IIA).

10. TEMPAT PELAYANAN

IVA bisa dilakukan di tempat-tempat pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pemeriksaan dan yang bisa melakukan pemeriksaan IVA diantaranya oleh :
a. Perawat terlatih
b. Bidan
c. Dokter Umum
d. Dokter Spesialis Obgyn.

DAFTAR PUSTAKA

Alimul Aziz. 2007. Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: PT Rineka Cipta
Azwar. 2007. Perilaku dan Sikap Manusia. Bandung : ALFABETA
Azwar. 2009. Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Budiarto, Eko. 2002. Biostatistika Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta :EGC
Febri. 2010. Kesehatan Reproduksi. (http://bidanshop.blogspot.com. Diakses 31 januari 2013)
Melianti Mira. 2011. Skining Kanker Serviks dengan Metode Inspeksi Visual deang Asam Asetat (IVA) test. (http://stikesdhb.ac.id/kebidanan/91-skrining-kanker-serviks.html. Diakses 31 Januari 2013)
Kartono. 2006. Perilaku Manusia. Jakarta : EGC
Nasir. 2005. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia
Nursalam. 2009. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
Notoatmodjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : PT Rineka Cipta
Notoatmodjo. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoatmodjo. 2003. Pengantar Perilaku dan Pendidikan Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Novel S.Sinta dkk. 2010. Kanker Serviks dan Infeksi Human Pappilomavirus (HPV). Jakarta : Javamedia Network
Samadi Priyanto .H. 2010. Yes, I Know Everything About KANKER SERVIK. Yogyakarta : Tiga Kelana
Saryono. 2010. Metodologi Penelitian Kebidanan DIII, DIV, S1, S2. Yogyakarta : Nuha Medika
Sugiyono. 2006. Metode Penelitian Administrasi. Bandung : ALFABETA
Sukaca E. Bertiani. 2009. Cara Cerdas Menghadapi KANKER SERVIK (Leher Rahim). Yogyakarta: Genius Printika
Wijaya Delia. 2010. Pembunuh Ganas Itu Bernama Kanker Servik. Yogyakarta : Sinar Kejora

 

MATERI PAP SMEAR

1. Pengertian Pap Smear

Pap Test (Pap Smear) adalah pemeriksaan sitologik epitel porsio dan endoservik uteri untuk penentuan adanya perubahan praganas maupun ganas di porsio atau servik uteri (Tim PKTP,RSUD Dr. Soetomo/ FK UNAIR, 2000).
Sedangkan menurut Hariyono Winarto dalam seminarnya pada tanggal 05-10-2008 tentang Pap Smear Sebagai Upaya Menghindari Kanker Leher Rahim Bagi Wanita Usia Reproduksi, pengertian Pap Test (Pap Smear) adalah suatu pemeriksaan dengan cara mengusap leher rahim (scrapping) untuk mendapatkan sel-sel leher rahim kemudian diperiksa sel-selnya, agar dapat ditahui terjadinya perubahan atau tidak.
Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Pap Smear adalah pemeriksaan usapan pada leher rahim untuk mengetahui adanya perubahan sel-sel yang abnormal yang diperiksa dibawah mikroskop.

2. Tujuan Pap Smear

a. Menemukan sel abnormal atau sel yang dapat berkembang menjadi kanker termasuk infeksi HPV . (Ramli, dkk: 2000).
b. Untuk mendeteksi adanya pra-kanker, ini sangat penting ditemukan sebelum seseorang menderita kanker. (Hariyono.W, 2008).
c. Mendeteksi kelainan – kelainan yang terjadi pada sel-sel leher Rahim
d. Mendeteksi adanya kelainan praganas atau keganasan servik uteri (Tim PKTP, RSUD Dr. Soetomo / FK UNAIR, 2000).

3. Sasaran Pap Smear

a. Ahli-ahli di Marie Stopes International menganjurkan agar kita melakukan Pap Smear setiap tahun baik wanita yang sudah menikah atau wanita yang sudah pernah melakukan hubungan seksual.
b. American Cancer Society petulisannya :” Cancer Related Health Check Up “ menganjurkan sebagai berikut :
- Pap test setahun sekali bagi wanita antara umur 40-60 tahun dan juga bagi wanita di bawah 20 tahun yang seksual aktif.
- Sesudah 2x pap test (-) dengan interval 3 tahun dengan catatan bahwa wanita resiko tinggi harus lebih sering menjalankan pap test (Tim PKTP, RSUD Dr. Soetomo / FK UNAIR,2000)
c. The British Medical Association Family Health Encyclopedia menganjurkan bahwa seseorang wanita harus melakukan Pap Smear dalam 6 bulan setelah pertama kali melakukan Pap Smear dalam 6 bulan setelah pertama kali melakukan hubungan seksual, dengan Pap Smear kedua 6-12 bulan setelah Pap Smear pertama dan hasil diberikan adalah normal pada selang waktu 3 tahunan selama masa hidupnya.

4. Syarat Pengambilan Pap Smear

Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam pemeriksaan Pap Smear adalah sebagai berikut :
a. Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya.
b. Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah diderita
c. Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 3x24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan
d. Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya.
e. Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.
6 Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel. (Republika. C, 2007).

5. Klasifikasi Pap Smear

Klasifikasi menurut Ramli, dkk: 2000, negative: tidak ditemukan sel ganas.
Sedangkan klasifikasi menurut Papanicolau adalah sebagai berikut :
a. Kelas I : Hanya ditemukan sel-sel normal.
b. Kelas II : Ditemukan beberapa sel atipik, akan tetapi tidak ada bukti keganasan.
c. Kelas III : Gambaran sitologi mengesankan ,tetapi tidak konklusif keganasan.
d. Kelas IV : Gambaran sitologi yang mencurigakan keganasan.
e. Kelas V : Gambaran sitologi yang menunjukkan keganasan. (Tim PKTP RSUD Dr. Soetomo/FK UNAIR, 2000).
Interpretasi hasil pap test menurut Papanicolaou :
a. Kelas I : Identik dengan normal smear pemeriksaan ulang 1 tahun lagi.
b. Kelas II : Menunjukkan adanya infeksi ringan non spesifik, kadang disertai:
-Kuman atau virus tertentu.
- Sel dengan kariotik ringan.
Pemeriksaan ulang 1 tahun lagi, pengobatan yang sesuai dengan kausalnya
Bila ada erosi atau radang bernanah, pemeriksaan ulang 1 bulan setelah pengobatan.
c. Kelas III : Ditemukannya sel diaknostik sedang dengan keradangan berat. Periksa ulang 1 bulan sesudah pengobatan
d. Kelas IV : Ditemukannya sel-sel yang mencurigakan ganas dalam hal demikian daapat ditempuh 3 jalan, yaitu :
- Dilakukan biopsi.
- Dilakukan pap test ulang segera, dengan skreping lebih dalam diambil 3 sediaan
- Rujuk untuk biopsi konfirmasi.
e. Kelas V : Ditemukannya sel-sel ganas. Dalam hal ini seperti ditempuh 3 jalan seperti pada hasil kelas IV untuk konfirmasi.
(Tim PKTP RSUD Dr. Soetomo/FK UNAIR, 2000). 

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Pemeriksaan Pap Smear

Faktor – faktor yang mempengaruhi hasil pemeriksaan Pap Smear yaitu perubahan sel – sel abnormal pada mulut rahim yang akhirnya dapat terjadi kanker serviks antara lain
a. Konseling pra pap smear yang tepat
- Waktu pengambilan minimal 2 minggu setelah menstruasi dimulai dan sebelum menstruasi berikutnya.
- Berikan informasi sejujurnya kepada petugas kesehatan tentang riwayat kesehatan dan penyakit yang pernah diderita
- Hubungan intim tidak boleh dilakukan dalam 24 jam sebelum pengambilan bahan pemeriksaan.
- Pembilasan vagina dengan macam-macam cairan kimia tidak boleh dikerjakan dalam 24 jam sebelumnya.
- Hindari pemakaian obat-obatan yang dimasukkan ke dalam vagina 48 jam sebelum pemeriksaan.
- Bila anda sedang minum obat tertentu, informasikan kepada petugas kesehatan, karena ada beberapa jenis obat yang dapat mempengaruhi hasil analisis sel.
(Republika. C, 2007).
b. Cara pengambilan kesediaan
Pengambilan kesediaan yang tak adekuat (62 %), bisa terjadi kegagalan skrining (15 %), interpretasi (23 %), dan angka positif palsu (3-15 %). Untuk ketepatan diagnostik perlu diperhatikan komponen dosenviks dan ektoserviks yang diambil dengan gabungan cytobrush dan spatula
c. Petugas kesehatan (dokter/ bidan)
Bisa disebabkan oleh :
- Kegagalan memberikan pelayanan tes pap.
- Kegagalan menyampaikan hasil tes abnormal pada pasien.
- Kegagalan merujuk pasien dengan tes abnormal.
d. Laboratorium
- Kegagalan mendeteksi sel abnormal.
- Kegagalan melaporkan kualitas sediaan yang tidak memuaskan
- Kegagalan mengajukan pengulangan.
- Hapussan terlalu tipis.
- Sediaan apusan terlalu kering sebelum di fiksasi.
- Cairan fiksasi tidak memakai alkohol 95 %.(Ramli, dkk, 2000)
e. Petugas laboratorium
- Cara kerja tidak sesuai prosedur.
- Reagen yang dipakai sudah expaired.
- Pembacaan hasil pemeriksaan sitologi kurang valid.
- Keterampilan dan ketelitian spesialis patologi anatomi.

7. Faktor resiko

a. Umur
Perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim paling sering ditemukan pada usia 35-55 tahun dan memiliki risiko 2-3 kali lipat untuk menderita kanker mulut rahim (serviks). Semakin tua umur seseorang akan mengalami proses kemunduran, sebenarnya proses kemunduran itu tidak terjadi pada suatu alat saja tetapi pada seluruh organ tubuh. Semua bagian tubuh mengalami kemunduran, sehingga pada usia lanjut lebih lama kemungkinan jatuh sakit, misalnya terkena sakit/mudah mengalami infeksi (Andrijono, 2008).
b. Paritas
Paritas adalah seorang wanita yang sudah pernah melahirkan bayi yang dapat hidup atau viable. Paritas dengan jumlah anak lebih dari 2 orang atau jarak persalinan terlampau dekat mempunyai risiko yang lebih besar terhadap timbulnya perubahan sel-sel abnormal pada mulut rahim. Jika jumlah anak yang dilahirkan pervaginam banyak dapat menyebabkan terjadinya perubahan sel abnormal dari epitel pada mulut rahim yang dapat berkembang menjadi keganasan (IBG Manuaba, 1999).
c. Sosial ekonomi
Golongan social ekonomi yang rendah sering kali terjadi keganasan pada sel – sel mulut rahim, hal ini dikarenakan ketidakmampuan melakukan Pap Smear secara rutin (Andrijono, 2008).
d. Usia wanita saat menikah
Usia menikah <21 tahun mempunyai risiko lebih besar mengalami perubahan sel-sel mulut rahim. Hal ini karena pada saat usia muda sel-sel rahim masih belum matang. Maka sel – sel tersebut tidak rentan terhadap zat – zat kimia yang dibawa oleh sperma dan segala macam perubahannya. Jika belum matang, bisa saja ketika ada rangsangan sel yang tumbuh tidak seimbang dengan sel yang mati, sehingga kelebihan sel ini bisa berubah sifat menjadi sel kanker (Karen Evennett, 2003).
e. Berganti-ganti pasangan
Pasangan seksual yang berganti – ganti juga memperbesar risiko kemungkinan terjadinya kanker leher rahim. Bisa saja salah satu pasangan seksual membawa virus HPV yang mengubah sel-sel di permukaan mukosa hingga membelah menjadi lebih banyak yang akan mengarah ke keganasan leher rahim (Nugroho. K, 2007)
f. Hygiene alat Genetalia
Terlalu sering menngunakan antiseptik untuk mencuci vagina juga ditengarai dapat memicu kanker serviks. Oleh sebab itu, hindari terlalu sering mencuci vagina dengan antiseptic karena cuci vagina dapat menyebabkan iritasi di serviks. Iritasi ini akan merangsang terjadinya perubahan sel yang akhirnya berubah menjadi kanker. ( Rieke. P, 2006 ).

8. Beberapa Hal untuk Menghindari Terjadinya Sel-sel Ganas pada Mulut Rahim

a. Melakukan Pap Smear secara teratur.
b. Menghindari berganti-ganti pasangan seksual, merokok dan lainnya.
c. Menjaga kebersihan organ intim.
d. Selalu waspada bila mengalami keputihan dan busuk dari vagina, perdarahan setelah melakukan hubungan intim (Andrijono, 2008).

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2006, Profil Dinas Kesehatan Kota Surabaya, Surabaya : Dinkes.
Andrijono, (2008) Semua 20% Perempuan Beresiko Kanker Serviks. Diambil 10 Juni 2008, http://www.Medicastore.com.
Andrijono.( 2008 ). Cegah Kanker Serviks Dari Sekarang. Diambil 07 Desember 2008. http:// www. MajalahKonstan.com.
Divi. (2007). Kanker Leher Rahim Bisa Dicegah. Diambil 27 Mei 2007, http :// http://www.Seksfilewordpress.com.
Evennett, Karen. 2003. Pap’s Smear Apa yang Anda Ketahui?. Jakarta: Arcan.
Kampono, Nugroho. (2007) Kanker Serviks Dan Pencegahannya. Diambil 06 September 2007, http:// www. Kalbe. co.id.
Mansjoer, Arif M. 2000, Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3, Jakarta : Media Aesculapius.
Manuaba , I.B.G. 1999, Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta : EGC.
Pernamasari, Rieke. (2006). Cegah Kanker Serviks Dengan Vaksinasi Dan Pap’s Smear. Diambil 18 April 2008. Copyright © 2006 all Rights Reserved all Contents and Design are Copyrighted
Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Bunga Rampah Obstetri dan Ginekologi Sosial. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Ramli, Dkk, 2000, Deteksi Dini Kanker, Jakarta : FKUI.
Republika Contributor. (2008). Kanker Serviks, Cegah Sebelum Terlambat. Diambil 04 Desember 2007,http : // www. republika.com..
TIM PKTP RSUD dr. Soetomo/ FK Unair, 2000 : Buku Acuan Teknik Pengambilan Pap Smear. Surabaya: FK UNAIR
TIM PKTP RSUD dr. Soetomo/ FK Unair, 2000 : Pengertian Tentang Penyakit Kanker dan Cara Penanggulangannya. Buku Acuan Teknik Pengambilan Pap Smear. Surabaya: FK UNAIR
Varney, Helen. 2007, Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4, Jakarta : EGC.
Winarto, Hariyono.(2008). Pap Smear Sebagai Upaya Menghindarkan Kanker Leher Rahim Bagi Perempuan Usia Reproduksi. Diambil 05 Mei 2008. http:// www. Kalbe. co.id.
Share:  

0 comments:

Post a Comment