Saturday 12 March 2016

, ,

Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Fisiologis

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Ibu hamil merupakan salah satu kelompok paling beresiko terkena bermacam gangguan kesehatan (kesakitan dan kematian). Menurut Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2007, Angka Kematian Ibu di Indonesia sebesar 226/100.000 kelahiran hidup. Dengan angka tersebut, secara matematis dapat diartikan bahwa dalam setiap jamnya terjadi 1 kematian ibu di Indonesia, atau 24 kematian ibu per hari, 98 kematian ibu per minggu. Ini suatu angka kematian yang fantastis untuk ukuran era globalisasi. Oleh karena itu kita harus berupaya untuk menurunkannya (Depkes RI, 2008).
Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya berbagai kelainan yang menyertai hamil secara dini, sehingga dapat diperhitungkan dan disiapkan langkah-langkah dalam pertolongan persalinannya. Diketahui bahwa janin dalam rahim dan ibunya merupakan satu kesatuan yang saling mempengaruhi, sehingga kesehatan ibu yang optimal akan meningkatkan kesehatan, pertumbuhan, dan perkembangan janin (Manuaba, 2007).
Perubahan-perubahan yang terjadi pada masa kehamilan antara lain sistem reproduksi (uterus, vagina, payudara), sistem kardiovaskuler, sistem respirasi, sistem pencernaan, sistem urinaria, metabolik, sistem integumen, sistem muskuloskeletal, sistem endokrin, adanya perubahan hormon estrogen-progesteron, ovarium dan plasenta, kelenjar tiroid, kelenjar paratiroid, kelenjar pituitari, pankreas, dan kelenjar adrenal. Asuhan pada ibu hamil ini diharapkan dapat membantu proses penyesuaian selama kehamilan sehingga bisa berjalan normal dan tanpa adanya masalah atau penyulit. Dalam melewati proses kehamilan seorang wanita harus mendapat penatalaksanaan yang benar, karena dapat berpengaruh terhadap morbiditas dan mortalitas ibu. Ini terbukti dengan angka kematian yang tinggi di negara Indonesia. Dengan demikian penulis ingin mempelajari lebih lanjut dalam management kebidanan pada ibu hamil normal sehingga dapat menjaga kesehatan ibu dan bayi, melaksanakan asuhan yang komprehensif, mendeteksi masalah, mengobati dan merujuk bila terjadi komplikasi, serta memberi pendidikan kesehatan pada ibu tentang perawatan kesehatan diri dan nutrisi selama hamil.

1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu hamil fisiologis dengan menerapkan pola pikir melalui pendekatan manajemen kebidanan kompetensi bidan di Indonesia dan pendokumentasian menggunakan SOAP.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mahasiswa mampu membuat teori kehamilan fisiologis trimester III
2. Mahasiswa mampu membuat konsep dasar asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis trimester III
3. Mahasiswa mampu membuat kasus kehamilan fisiologis trimester III
4. Mahasiswa mampu membuat pembahasan dari kasus kehamilan fisiologis trimester III
5. Mahasiswa mampu membuat kesimpulan dari kasus kehamilan fisiologis trimester III
6. Mahasiswa dapat mendokumentasikan asuhan kebidanan dengan menggunakan dokumentasi SOAP pada kasus kehamilan fisiologis trimester III


1.3 Pelaksanaan
Tempat : RB Endang Widayat
Waktu : 10-29 November 2014

1.4 Manfaat
1. Manfaat Bagi Penulis
Penulis dapat mengaplikasikan ilmu yang telah didapatkan selama pendidikan
2. Manfaat Bagi Klien
Klien mendapatkan asuhan kebidanan yang bermutu
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan makalah ini sebagai berikut :
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Kata Pengantar
Daftar Isi
Bab I Pendahuluan
Menguraikan tentang latar belakang, tujuan penulisan, pelaksanaan, manfaat, dan sistematika penulisan.
Bab II Tinjauan Teori
Menguraikan tentang konsep dasar kehamilan, konsep dasar asuhan kebidanan pada kehamilan fisiologis
Bab III Tinjauan Kasus
Menguraikan pengkajian data secara subyektif dan obyektif, diagnosa kebidanan, masalah, diagnosa potensial dan perencanaan.
Bab IV Pembahasan
Bab V Kesimpulan dan Saran
Daftar Pustaka

BAB II
TINJAUAN TEORI


2.1 Konsep Dasar Kehamilan
2.1.1 Definisi Kehamilan
Kehamilan adalah penyatuan sperma dari laki-laki dan ovum dari perempuan (H. Farrer, 2006). Kehamilan adalah seorang wanita mengandung sel telur yang telah dibuahi atau kehamilan oleh sperma (Zr. Dra. Christina, 2007: 63). Kehamilan adalah masa dimulai dari kontrasepsi sampai janin lahir, lama hamil normal yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari pertama haid terakhir (Sarwono, 2008).
Kehamilan merupakan suatu perubahan dalam rangka melanjutkan keturunan yang terjadi secara alami, menghasilkan janin yang tumbuh didalam rahim ibu (Prawirohardjo, 200 8 ), selanjutnya dapat dijelaskan tingkat pertumbuhan dan besarnya janin seusia kehamilan, pada setiap dilakukan pemeriksaan kehamilan. Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. lama hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulun 7 hari) di hitung dari haid pertama haid terakhir (di mulai dari konsepsi) sampai 6 bulan , triwulan ketiga dari bulan ke 7 sampai 9 bulan. ( Saifuddin , 200 6 ).
Kehamilan adalah kondisi yang berlangsung selama 280 hari saat wanita mengandung janin hasil konsepsi dalam tubuhnya hingga kelahiran ( Winson & McDonald, 2008).

2.1.2 Fisiologi Kehamilan
Untuk terjadi kehamilan harus ada spermatozoa, ovum, pembuahan ovum (konsepsi), dan nidasi (implantasi) hasil konsepsi. (Sarwono Prawirohardjo, 2008: 139). Fertilisasi adalah penyatuan ovum (oosit sekunder) dan spermatozoa yang biasanya berlangsung di ampula tuba. Fertilisasi meliputi penetrasi spermatozoa ke dalam ovum, fusi spermatozoa dan ovum, diakhiri dengan fusi materi genetik.
Dalam beberapa jam setelah pembuahan terjadi, mulailah pembelahan zigot. Segera setelah pembelahan ini terjadi, pembelahan-pembelahan selanjutnya berjalan dengan lancar dan dalam 3 hari terbentuk suatu kelompok sel yang sama besarnya. Hasil konsepsi pada hari ketiga ini disebut morula. Hasil konsepsi disalurkan terus ke pars ismika dan pars interstisialis tuba (bagian-bagian tuba yang sempit) dan terus disalurkan hingga ke arah cavum uteri oleh arus serta getaran silia pada permukaan sel-sel tuba dan kontraksi tuba.
Pada hari keempat hasil konsepsi mencapai stadium blastula yang disebut blastokista. Blastokista dengan bagian yang mengandung massa inner cell aktif mudah masuk ke dalam lapisan desidua dan mebuat luka kemudian menutup kembali. Kadang-kadang pada saat nidasi yakni masuknya ovum ke dalam endometrium terjadi perdarahan pada luka desidua (tanda Hartman). Setelah nidasi berhasil, selanjutnya hasil konsepsi akan bertumbuh dan berkembang di dalam endometrium.
Plasentasi adalah proses pembentukan struktur dan jenis plasenta. Setelah nidasi embrio ke dalam endometrium, plasentasi dimulai. Pada manusia plasentasi berlangsung sampai 12-18 minggu setelah fertilisasi. (Sarwono Prawirohardjo, 2008: 139-145).






















Gambar 2.1 Jalur pembelahan sel (Jean Coad, 2006)
Menurut Manuaba (2010), proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan yang terdiri ovulasi, migrasi spermatozoa dan ovum, konsepsi, pertumbuhan zigot, nidasi, pembentukan plasenta dan tumbuh kembang janin sampai dengan aterm.
1. Ovulasi
Ovulasi adalah proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh system hormonal yang komplek (Manuaba, 2010). Urutan pertumbuhan ovum (oogenesis) yaitu oogonia, oosit pertama (primary oocyte), primary ovarium follicle, liquor follicully, pematangan pertama ovum dan pematangan kedua ovum pada waktu terjadi pembuahan (Sofian, 2011).
2. Migrasi spermatozoa dan ovum
Secara embrional spermatogonium berasal dari sel-sel primitive tubulus testis. Pada masa pubertas dibawah pengaruh sel-sel interstisial leydig, sel-sel spermatogonium mulai aktif mengadakan mitosis dan terjadilah spermatogenesis. Urutan pertumbuhan sperma yaitu spermatogonium membelah menjadi 2 secara mitosis, spermatosit pertama membelah menjadi 2 (2n) secara meiosis (I),spermatosit 2 membelah menjadi 2 (n) secara meiosis (II), spermatid kemudian tumbuh menjadi spermatozoa (Sofian, 2011).
3. Konsepsi
Konsepsi atau pembuahan adalah peristiwa penyatuan antara sel mani dengan sel telur di tuba falopi. Dalam beberapa jam setelah pembuahan, terjadi pembelahan zygot selama 3 hari sampai stadium morula (Sofian, 2011)..
4. Nidasi
Setelah terjadi konsepsi maka terbentuklah zygot yang dalam beberapa jam telah mampu membelah diri menjadi 2 dan seterusnya. Bersamaan dengan pembelahan inti, hasil konsepsi terus berjalan menuju uterus. Hasil pembelahan sel memenuhi seluruh ruanagan dalam ovum. Keadaan semacam ini disebut stadium morula. Pembelahan terus terjadi dan didalam morula terbentuk ruanagna yang mengandung cairan yang disebut blastula. Pertumbuhan dan perkembangan terus terjadi, blastula dengan vili korealis yang dilapisi sel trofoblas telah siap untuk mengadakan nidasi. Sementara itu fase sekresi endometrium makin gembur dan semakin banyak mengandung glikogen yang disebut desidu. Proses masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi (blastula) kedalam endometrium/desidua. Nidasi terjadi hari ke-6-7 setelah konsepsi (Manuaba, 2010).
5. Pembentukan plasenta.
Nidasi atau implantasi terjadi dibagian fundus uteri di dinding depan atau belakang. Pada blastula, penyebaran sel trofoblas mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang tidak merata sehingga bagian blastula dengan inner cell mass akan tertanam kedalam endometrium. Sel trofoblas mendestruksi endometrium sampai terjadi pembentukan plasenta yang berasal dari primer vili korealis (Sofian, 2011).
6. Tumbuh kembang janin sampai aterm.

2.1.3 Lama Kehamilan
Lama kehamilan yaitu 280 hari atau 40 pekan (minggu) atau 10 bulan (lunar months). Menurut (Sarwono, 2006) kehamilan dibagi atas 3 triwulan (trimester) :
1. Kehamilan triwulan I antara 0-12 minggu
2. Kehamilan triwulan II antara 12-28 minggu
3. Kehamilan Triwulan III antara 28-40 minggu

2.1.4 Tanda-Tanda Kehamilan
1. Tanda Presumtif
Menurut Sofian (2011), tanda presumtif meliputi :
1) Amenorea
Hari Pertama Haid Terakhir yang biasa disebut HPHT penting diketahui agar dapat menentukan usia kehamilan dan kapan perkiraan persalinan. Pada umumnya ibu hamil datang dengan keluhan tidak haid selama 2 bulan berturut-turut. Hal ini disebabkan karena konsepsi dan nidasi menyebabkan tidak terbentuknya folikel de Graaf dan kemudian ovulasi. Dengan mengetahui hari pertama haid terakhir maka dapat dihitung tanggal perkiraan persalinan menggunakan rumus Naegel.
2) Nausea (mual) dan emesis (muntah)
Biasanya ibu dengan kehamilan yang masih muda (usia kehamilan 6-8 minggu) mengalami mual dan muntah pada pagi hari atau biasa disebut dengan morning sickness sehingga menurunkan nafsu makan ibu hamil. Hal ini disebabkan pengaruh estrogen dan progesteron yang membuat produksi asam lambung berlebih.
3) Sering buang air kecil
Trimester pertama terjadi karena kandung kencing tertekan uterus yang mulai membesar sedangkan trimester ke-3 karena janin mulai masuk ke ruang panggul dan menekan kembali kandung kencing.
4) Pigmentasi kulit
Terjadi karena pengaruh dari hormon kortikosteroid plasenta yang merangsang melanosfor dan kulit.
5) Anoreksia (tidak nafsu makan)
Terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan, tapi setelah itu nafsu makan akan timbul lagi.
6) Payudara menjadi tegang dan membesar
Disebabkan oleh pengaruh estrogen dan progesteron yang merangsang duktuli dan alveoli di mammae glandula montgomerry tampak lebih jelas. Hormon estrogen yang mempengaruhi duktus mammae, progesteron pada alveoli mammae, dan estrogen-progesteron somatomamotropin yang menimbulkan deposit lemak, air dan garam pada payudara sehingga payudara pada ibu hamil terasa kencang, padat, dan nyeri.
7) Obstipasi
Terjadi karena tonus otot menurun yang disebabkan oleh pengaruh hormon steroid. Progesteron menyebabkan menurunnya gerak peristaltik usus sehingga membuat kesulitan buang air besar. Selain itu juga perubahan pola makan ikut mempengaruhi konstipasi pada ibu hamil.
8) Epulis
Suatu hipertrofi papilla ginggivae sering terjadi pada TM I.
9) Varises
Biasanya dijumpai pada daerah genetalia eksterna, fossa poplilea, kaki dan betis.
10) Mengidam
Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu terutama pada bulan-bulan pertama kehamilan.
11) Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sesak dan padat.
2. Tanda-tanda Mungkin
Menurut (Sofian, 2011) tanda mungkin kehamilan adalah :
1) Tanda hegar
Uterus segmen bawah lebih lunak dari pada bagian yang lain.
2) Tanda piskasek
Uterus membesar ke salah satu jurusan hingga menonjol jelas ke jurusan pembesaran perut.
3) Tanda chadwick
Perubahan warna pada servix dan vagina menjadi kebiru-biruan.
4) Tanda braxton-hicks
Uterus mudah berkontraksi jika dirangsang.
5) Suhu basal
Sesudah ovulasi tetap tinggi terus antara 37,2oC s/d 37,8oC.
6) Perut membesar.
7) Teraba ballottement.
8) Reaksi kehamilan positif.
3. Tanda-tanda Pasti
1) Terdengar DJJ, Diperiksa dengan menggunakan funandoskop, doppler, atau alat kardiotokografi dengan menghitungnya satu menit penuh. DJJ normal yaitu 120-140 x/menit.
2) Teraba bagian-bagian janin saat dipalpasi, diraba dengan menggunakan pemeriksaan leopold dan dilihat dengan alat ultrasonografi (USG).
3) Terasa pergerakan janin (quickening), Ibu hamil biasanya sering merasakan gerakan janin pada perutnya sejak usia kehamilan 18-20 minggu untuk primigravida dan 14-16 minggu untuk multigravida. Oleh karena itu, quickening dapat digunakan untuk menentukan usia kehamilan seseorang.
4) Pemeriksaan USG.
5) Terlihat tulang-tulang janin dalam rotgen.
Perbedaan antara Primigravida dan Multigravida
No Primigravida Multigravida
1. Perut tegang Perut longgar, perut gantung banyak striae
2. Pusat menonjol Pusat tidak begitu menonjol
3. Rahim tegang Rahim agak lunak
4. Labia mayora tampak bersatu Terbuka
5. Payudara tegang Kurang tegang dan tergantung, ada striae
6. Vagina sempit dengan rugae utuh Lebih lebar, rugae kurang menonjol
7. Serviks licin, bulat dan tidak dapat dilalui oleh satu ujung jari Bisa terbuka satu jari, kadang kala ada bekas robekan persalinan yang lalu.
(Saifuddin,2006)
Proses kehamilan merupakan mata rantai yang berkesinambungan yang dimulai dari ovulasi pelepasan ovum. Fertilisasi yaitu pertemuan antara ovum dengan spermatozoa. Konsepsi sampai terjadi kehamilan disertai banyak perubahan. Perubahan tersebut diantaranya perubahan fisik, uterus, system sirkulasi darah, system pencernaan, sistem urinalis, metabolisme, respirasi, dan psikososial.

2.1.5 Perubahan Fisiologi Dalam Kehamilan
Perubahan pada system endokrin
1. Plasenta
Plasenta adalah kelenjar hormone aktif yang khusus untuk kehamilan. H ormon yang dihasilkannya adalah human chorionic gonadotropihin (HCG), estrogen, progesterone dan human placental lactogen (HPL). Semua hormone ini sangat berguna dalam mendukung kehidupan janin dan ibu selama masa kehamilan.
2. hCG
Hormon ini diproduksi oleh sel tropoblast yang berkembang pada saat mulai menemplenya sel telur yang telah dibuahi. Hormon ini akan dilepaskan kedarah ibu dan akan menstimulus pertumbuhan korpus luteum pada trimester I kehamilan. Corpus luteum ini akan memproduksi hormone estrogen dan progesterone yang merupakan hormone yang sangat pent i ng untuk mempertahankan kehamilan.
3. Estrogen
Produksi estrogen pada usia kehamilan sampai dengan 12 minggu diproduksi dalam jumlah besar oleh korpus luteum dan sesudahnya diproduksi oleh plasenta. Fungsinya adalah menstimulus pertumbuhan di dalam uterus. Duktus – duktus dalam mamae. Putting susu ibu dan mempengaruhi vagina. Estrogen juga berperan meretensi atau menahan cairan dan elektrolit dalam jaringan tubuh wanita hamil, menekan ovulasi dan menghambat proses la k tasi pada masa kehamilan.
4. Progesterone
Berfungsi membuat uterus menjadi tebal sehingga bisa digunakan untuk penempelan hasil konsepsi, mematangkan fun g si mamae untuk siap memproduksi ASI. (Saifuddin,2006)
Perubahan pada organ reproduksi
1. Uterus
Selama kehamilan berat uterus naik dari 60 gr menjadi 1000 gr pada usia kehamilan aterm. Ukurannya menjadi panjang 30 cm X 23 Cm X 20 cm. Seluruh komponen jaringan yang ada dalam uterus berperan dalam pertumbuhan kehamilan. Uterus menjadi tebal, disebut decidua oleh karena pertambahan besar dan jumlah sel baru. Pada awal kehamilan uterus menjadi tebal, tetapi pada akhir kehamilan uterus melar dan menipis, dimana saat kehamilan matang lapisan uterus hanya setebal 0,5 – 1 cm. Bentuk uterus berubah dari seperti buah pear menjadi bulat pada 12 minggu I kehamilan. Leher rahim berubah sedikit menjadi tebal sedangkan servik tidak berubah.
a. Braxon Hicks
Braxon hicks adalah kontraksi tanpa rasa sakit yang ada pada trimester I kehamilan. Kontraksi ini tidak menyebabkan pembukaan serviks. Kontraksi ini justru membantu sirkulasi darah ibu ke plasenta.
b. Suplai darah
Suplai darah ke uterus semakin meningkat saat kehamilan. Vena dan arteri mengalami pembesaran atau dilatasi, sehingga memungkinkan untuk darah mengalir lebih banyak.
Perubahan pada system lain
1. Perubahan pada system kardiovaskuler
Selama kehamilan diafragma terdorong keatas secara progresif, jantung terdesak keatas. Akibatnya apex jantung akan sedikit ke lateral bila dibandingkan dengan posisi wanita normal.
2. Sistem pernafasan
Wanita hamil kadang mengeluh sesak dan pendek nafas. Ini disebabkan oleh usus yang tertekan kearah diafragma akibat uterus yang membesar.
3. Sistem pencernaan
Semakin bertambahnya umur kehamilan lambung dan usus terdesak oleh uterus yang membesar. Tonus otot – otot saluran pencernaan melemah dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran pencernaan. Reabsorbsi makanan sempurna tetapi akan menimbulkan obstipasi
4. Sistem muskokelatal
Lordosis yang progresif merupakan komplikasi posisisi kedepan akibat uterus yang membesar, lordosisis menggeser pusat daya berat kebelakang kearah tungkai yang pada gilirannya menyebabkan perasaan tidak enak pada bagian bawah pinggang terutama pada akhir kehamilan.
5. Sistem urinaria
Pembesaran dan penekanan uterus akibat bertambah besarnya kehamilan mengakibatkan meningkatnya fr e kuensi kencing.
6. Sistem endokrin
Kelenjar tiroid dapat membesar sedikit sebagai kompensasi konsentrasi yodium yang rendah, kelenjar hiofise dapat membesar tetapi tidak berperan dalam kehamilan dan kelenjar adrenal tidak berpengaruh.
7. Sistem reproduksi
Terjadi perubahan pada uterus, ovarium, vagina, vulva dan dinding perut.
8. Sistem integument
Pada kulit terjadi hiperpigmentasi yaitu pada muka, payudara, perut dan vulva. (Pritchard, 2007 )
9. Perubahan psikis
Perubahan psikis ini meliputi perasaan takut yang ditimbulkan karena kehamilan menyebabkan perubahan besar pada badan ibu yang dianggap sesuatu yang baru. (Obstetri dan ginekologi, FK Padjadjaran Bandung, 2006 ).

K E H A M I L A N
(Jane Coad, 2006)

























2.1.6 Masalah Fisiologis Yang Sering Terjadi Pada kehamilan
Trimester I
1. Nausea dan muntah
Sekitar separuh jumlah wanita dengan morning sickness bebas dari gejala tersebut saat menginjak usia kehamilan 14 mingu dan 90% diantaranya pada usia kehamilan 22 minggu. Nausea merupakan masalah umum yang dialami oleh lebih dari sebagian hingga tiga perempat wanita hamil. Begitu umum hingga pada kenyataannya, nausea dan muntah salah satu praduga kehamilan. Jumlah puncak nausea pada wanita hamil adalah pada usia kandungan 11 minggu dengan awitan rata-rata anatara 5-6minggu.
2. Kepala pusing
Keluhan pusing merupakan keluhan awal dan umum terjadi. Keluhan ini akan hilang dengan sendirinya. Maka sebaiknya Ibu tak usah minum obat, cukup dengan beristirahat atau berbaring di tempat tidur. Meski demikian ada kemungkinan pusing yang Ibu alami disebabkan oleh alasan lain, misalnya karena flu.
3. Penigkatan frekuensi berkemih
Peningkatan frekuensi berkemih sebagai ketidaknyamanan nonpatologis pada kehamilan sering terjadi pada dua kesempatan yang berbeda selama periode antepartum.
4. Varices
Varices vena lebih mudah muncul pada wanita yang memiliki kecenderungan tersebut dalam keluarga atau memiliki factor predisposisi congenital
5. Leukorea
Keputihan ditandai dengan keluarnya cairan (bukan darah) dari vagina secara berlebihan. Keputihan dalam istilah medis disebut fluor albus atau leucorrhoea. Setiap wanita sekali waktu pernah mengalami keputihan dalam hidupnya, bahkan banyak yang sering mengalaminya. Dalam keadaan yang normal, vagina yang sehat memproduksi cairan untuk membersihkan vagina dari benda-benda asing yang tidak diinginkan.
6. Mudah Lelah, Malaise, Fatique
Kelelahan sering dialami pada bumil pada TM 1, namun alasannya masih belum diketahui. Gejala ini sangat umum diderita, namun dapat berlanjut selama kehamilan
7. Perubahan Payudara dan Perasaan Nyeri
Perubahan payudara dan rasa nyeri sering dialami pada Bumil TM1. Perubahan ini umum terjadi pada seorang perempuan yang hamil.
8. Nyeri punggung bagian atas
Nyeri punggung bagian atas terjadi pada ibu hamil tri mester pertama sebagai akibat dari pembesaran payudara.Hal ini merupakan salah satu tanda praduga kehamilan
9. Gatal-gatal
Alergi dan penyakit kulit alergi bisa muncul dalam bentuk gatal-gatal. Salah satu faktor penyebabnya adalah sistem imunitas atau kekebalan tubuh. Kehamilan membuat kekebalan tubuh ibu menurun. Belum lagi adanya perubahan hormon progesteron yang akan mempermudah munculnya alergi
10. Perdarahan
Keluar flek (disebut juga spotting) adalah perdarahan ringan yang bisa terjadi kapan saja pada saat hamil, terutama trimester pertama. Sekitar 20% wanita hamil mengalami spotting pada trimester pertama. Hal ini bisa jadi merupakan bagian alami dari kehamilan, namun perlu dipastikan dahulu bahwa tidak terjadi komplikasi.
11. Epulis Gravidarum
Granuloma pyogenik yang berkembang pada gusi selama kehamilan. Tumor ini adalah lesi proliferatif jinak pada jaringan lunak mulut dengan angka kejadian berkisar dari 0.2 hingga 5 % dari ibu hamil. Epulis tipe ini berkembang cepat dan ada kemungkinan berulang pada kehamilan berikutnya. (miyles,2009)
Trimester II
1. Sembelit
Sembelit selama kehamilan disebabkan oleh 3 hal :
  • Pencernaan yang lambat
  • Tekanan pada usus halus
  • Kurang air
Saluran usus halus orang dewasa terdiri atas 25 feet otot yang terjalin dan tergulung sehingga bentuknya kecil. Janin yang sedang tumbuh akan mendesak usus dan mendorong usus hingga ruangan semakin kecil, maka otomatis sisa makanan bergerak lebih lambat Selama kehamilan. Selain itu perlambatan gerakan usus juga dipengaruhi oleh perubahan hormone. Makin lama kotoran berada di dalam usus, semakin diserap. Oleh karena itu kotoran semakin sulit dikeluarkan karena keras.
2. Ngidam
Beberapa ahli memperkirakan bahwa ngidam adalah cara tubuh memnuhi zat nutrisi yang tidak terpenuhi dari diet ibu hamil. Misalnya jika ibu hamil ngidam jeruk, tubuh ibu menunjukkan bahwa ibu hamil perlu lebih banyak vitamin C. Ibu hamil juga merasakan bumbu masak berkonsentrasi tinggi lebih enak karena ambang batas indera pencicip meningkat. Ada bebrapa ahli yang lain mengatakan bahwa ibu hamil yang ngidam itu sesungguhnya suami mereka apakan cukup mencintai mereka sehingga mau mencari dan membawa apa yang Ibu hamil itu inginkan.
3. Nyeri Pada Pangkal Paha
Rasa nyeri mendadak yang dialami ibu hamil pada atau dekat pangkal paha ini biasanya disebabkan oleh karena saluran telur yang mengejang. Pada triwulan 2 dan 3 ibu hamil dapat mengalami nyeri mendadak yang hebat dimulai dari pangkal paha sampai ke daerah samping perut. Nyeri ini dapat terjadi ketika bangun tidur di pagi hari atau melakukan sesuatu yang memutar pinggang,atau bahkan ketika ibu hamil bersin. Kali ini rassa nyeri karena kejangnya salah satu otot ssupaya rahim tetap berada di tempatnya (ligamentum rodontum),otot-otot ini cukup pendek, namun selama kehamilan otot ini harus meregang seiring dengan perkembangan rahim. Peregangan inilah yang menyebabkan kepekaan sehingga otot ini mudah kram jika ibu hamil memutar dengan tiba-tiba.
Sebagai salah satu keluhan yang paling umum pada saat hamil, rasa panas dalam perut disebabkan oleh keadaan sesak dalam perut dan meningkatnya keasaman perut karena perubahan hormone. Akibat heartburn yang terburuk adalah pengalaman berkali-kali terbangun pada malam hari karena sensasi panas mendadak di tenggorokan. Ini terjadi karena perut bagian atas yang sempit di dorong ke atas pada diafragma sehingga perut sebagian terletak pada rongga dada.Kondisi ini disebut hernia hiatal fungsional atau hernia diafragmatik.
5. Linea Nigra dan Cloasma
Hormon kehamilan mempengaruhi warna kulit karena menimbulkan produksi melanin ekstra yaitu suatu pigmen yang menyebabkan kulit berbintik-bintik dan berwarna cokelat, yang disimpan di beberapa tempat dalam tubuh ibu hamil. Akibatnya putting ibu hamil akan berwarna lebih gelap dan sebuah garis yang disebut linea negra dari pusat turun sampai daerah pubis.Perubahan warna lebih nyata pada ibu hamil yang berambut hitam. Setelah bayi lahir kemungkinan linea akan hilang tetapi putting tidak akan kembali seperti semula, warna kehiytaman akan sedikit memucat.
6. Kongesti Hidung
Ruang yang diperlukan oleh rahim yang membesar dan meningkatkan pembentukan hormone progesterone menyebabkan paru-paru berfungsi lain dari biasanya. Wanita hamil bernafas lebih cepat dan dalam karena memerlukan lebih banyak oksigen untuk dirinya dan janin. Lingkar dada wanita hamil agak membesar. Lapisan saluran pernafasan lebih banyak darah dan menjadi agak tersumbat oleh penumpukan darah (kongesti). Kadang hidung dan tenggorokan mengalami penyumbatan parsial akibat kongesti ini.tekanan dan suara wanita hamil agak berubah.
7. Perdarahan Hidung dan Gusi
Pendarahan hidung, disebabkan karena perubahan hormone. Saluran hidung akan lebih kering ,sehingga menyebabkan pembuluh darah hidung lebih lunak dan akan mudah terjadi pendarahan. Begitu juga dengan gusi, juga dipengaruhi oleh hormon. Gusi akan sensitive dan mudah berdarah ketika ibu hamil sikat gigi.
8. Nyeri panggul (Relaksasi panggul)
Seiring dengan bertambah besarnya bayi, ia menekan saraf-saraf dan sendi-sendi yang tidak terbiasa dengan beban yang berat. Pada saat yang bersamaan, hormone yang disebut relaksin mulai memeperlunak tulang rawan pada sendi panggulsehingga tulang agak meregang, dan tersedia tempat yang cukup bagi si bayi. Perubahan-perubahan yang ini memeberikan dasar yang tidak stabil untuk mendukung beban tambahan. Akibat perubahan-perubahan ini, ibu hamil mengalami rasa nyeri, kejang atau bahkan charley horses pada bokong, panggul dan paha.
9. Kejang kaki
Yang disebut charley horses, adalah keluhan utama selama akhir pertengahan kehamilan. Rasa nyeri menyengat yang menyerang betis biasanya muncul pada malam hari ketika ibu hamil tidur, atau pagi hari ketika meluruskan kaki dan siap untuk bangun tidur. Tak seorangpun tau apa penyebab kejang kaki. Namun para ahli percaya bahwa ini disebabkan oleh ketidakseimbangan dua mineral kalsium dan fosfor.
10. Mimpi Berulang
Mimpi-mimpi yang mengganggu sering terjadi pada wanita hamil dan calon ayah. Hal ini dialami karena ketakutan dan kecemasan yang menghantui ibu hamil dan calon ayah muncul menjadi mimpi di malam maupun siang hari. Tidak setiap mimpi muncul dari pikiran bawah sadar. Beberapa dari mimpi mungkin berasal dari apa yang ibu hamil lihat, dengar, dan lakukan sebelumnya.
11. Rabas Vagina
Pengeluaran cairan lender yang tipis, kuning pucat atau hampir tidak berwarna. Ini adalah gejala normal dan merupakan akibat dari peningkatan aktivitas hormone yang terjadi dalam tubuh ibu hamil. (Trian denise,2007)
Trimester III
1. Sakit Punggung
Sakit pada punggung, hal ini dikarenakan meningkatnya beban berat yang dibawa ibu yaitu bayi dalam kandungan.
2. Konstipasi
Hormon progesteron saat hamil menyebabkan relaksasi usus atau gerakan peristaltik usus menurun. Akibatnya daya dorong usus terhadap sisa makanan berkurang. Sisa makanan yang menumpuk mengakibatkan sembelit. Sebab lainnya bisa juga dikarenakan kandungan zat besi (Fe) pada tablet ibu hamil karena konstipasi merupakan salah satu efek samping dari tablet Fe. Selain itu, kebiasaan menahan buang air besar juga dapat mempengaruhi.
3. Pernafasan
Pada kehamilan 33-36 minggu ibu hamil akan merasa susah bernafas karena rahim yang membesar mendesak ke arah diafragma dada, hal ini dapat mendesak paru-paru dan membuatnya sulit untuk mengembang dengan penuh. Tapi setelah kepala bayi sudah turun ke rongga panggul biasanya pada 2-3 minggu sebelum persalinan pada kehamilan primigravida maka akan merasa lega dan bernafas lebih mudah . Selain itu juga rasa terbakar di dada(heart burn) juga ikut hilang karena berkurangnya tekanan bagian tubuh bayi di bawah tulang iga ibu.
4. Sering Kencing
Pembesaran rahim dan ketika kepala bayi turun ke rongga panggul akan makin menekan kandung kemih ibu. Akibatnya, kapasitas kandung kemih jadi terbatas sehingga ibu sering merasa ingin BAK.
5. Sulit Tidur
Beberapa ibu hamil sulit tidur karena kehamilanya semakin membesar dan bingung dengan posisi yang aman untuk janinnya.
6. Varises
Peningkatan volume darah dan alirannya selama kehamilan akan menekan daerah panggul dan vena di kaki, yang menyebabkan vena menonjol. Dan pada akhir kehamilan kepala bayi juga akan menekan vena daerah panggul. Varises juga dipengaruhi faktor keturunan.
7. Kontraksi Perut
Braxton-Hicks kontraksi atau kontraksi palsu. Kontraksi berupa rasa sakit yang ringan, tidak teratur, dan hilang bila duduk atau istirahat.
8. Edema
Pertumbuhan bayi akan meningkatkan tekanan pada daerah kaki dan pergelangan kaki, kadang tangan bengkak juga. Ini disebut edema, disebabkan oleh perubahan hormonal yang menyebabkan retensi cairan. Penyebabnya bisa karena ibu terlalu banyak diam. Secara fisiologis, ibu hamil memang menanggung beban tambahan yang akan semakin memperlambat aliran darah pada pembuluh darah vena. Kaki bengkak selanjutnya bisa memicu tekanan darah tinggi atau malah preeklamsi. Sebenarnya, kaki bengkak bukan disebakan karena banyaknya mengkonsumsi garam.
9. Kram pada kaki
Kram pada betis atau kaki umum terjadi pada kehamilan lanjut sewaktu beristirahat atau tidur. Kram disebabkan oleh kelelahan otot betis, tekanan pada saraf kaki, kurang bergerak sehingga sirkulasi darah terganggu, ketidakseimbangan mineral pada darah. Ketidakseimbangan ini dapat disebabkan karena terlalu sedikit kalsium atau magnesium atau karena terlalu banyak fosfor yang terdapat dalam makanan, seperti daging yang sudah diproses, makanan ringan, dan minuman ringan.
10. Keputihan
Disebabkan karena mikroorganisme yaitu candida albicans, trichomoniasis, dan ghonnorrhea. Perlu diketahui bahwa peningkatan cairan vagina selama kehamilan adalah normal. Cairan biasanya jernih, pada awal kehamilan biasanya agak kental dan mendekati persalinan lebih cair. Yang terpenting adalah tetap menjaga kebersihan. Segera periksakan apabila cairan berbau, terasa gatal, sakit.
11. Dihantui kecemasan
Menjelang persalinan, ibu hamil umumnya dihantui berbagai kecemasan, semisal takut persalinannya bermasalah, khawatir bayinya lahir cacat maupun cemas membayangkan rasa sakit saat bersalin. Aneka kecemasan inilah yang akhirnya membuat si ibu jadi sulit tidur.
12. Gangguan psikis
Kondisi psikis yang labil pada trimester III biasanya disebabkan oleh aneka ketidaknyamanan, antara lain karena tubuh yang dulu langsing kini terus membesar. Diakui atau tidak, ketidaknyamanan ini jelas dapat menurunkan rasa percaya diri ibu. Apalagi di trimester akhir, ibu hamil tak lagi bisa leluasa bergerak. Kondisi psikis yang labil ini jika tidak segera dibenahi besar kemungkinan akan berpengaruh pada kenyenyakan tidur ibu hamil
13. Anemia
Kurangnya kadar hemoglobin dalam darah. Hemoglobin ini memiliki kemampuan untuk mengikat oksigen di dalam darah. Apabila kadar hemoglobin berkurang, maka bisa menyebabkan ibu sering pusing dan lemas. Pada umumnya dalam kehamilan terjadi anemia fisiologis (normal) akibat terjadinya pengenceran darah yang terjadi selama kehamilan.
14. Nyeri ulu hati
Kombinasi meningkatnya tekanan dari rahim yang membesar dengan efek hormonal yang merelekskan otot-otot pembuka pada bagian atas lambung sehingga menyebabkan pengosongan lambung berjalan lebih lambat. Makanan berlemak, makanan yang menimbulkan gas, dan makan dengan porsi besar dapat memperburuk nyeri ulu hati.
15. Gusi Berdarah
Gusi menjadi lebih lunak dan mudah luka dalam kehamilan. Biasanya gusi akan meradang, dan plak akan terkumpul di dasar gigi. Akibatnya bisa terjadi penyakit gusi dan kerusakan gigi. (R.Windi,2009)

2.1.7 Patofisiologi
Pada beberapa kehamilan terkadang dijumpai beberapa kelainan yang menyertai kehamilan antara lain :
1. Hiperémesis gravidarum
2. Toxemia gravidarum
Dibagi dua yaitu per eklamsia dan eklamsia
3. Abortus dan Kelaianan dalam Tua Kehamilan
4. Kelaian Letak Kehamilan (kehamilan ektopik)
5. Peyakit Trofoblas
Yaitu mola hidatidosa dan mola destruens
6. Peyakit da Kelainan Plasenta dan Tali Pusat
7. Kelainan Liquor Amnii
Oligohidramion, hidramion, dan ketuban pecah dini (KPD)
8. Kehamila gemeli

2.1.8 Komplikasi Dalam Kehamilan
Komplikasi yang mungkin terjadi pada trimeser I adalah mual, muntah, yang berlebihan (hiperemisis gravidarum), perdarahan (abortus) nyeri perut yang berlebihan (kehamilan ektopik terganggu). Pada trimester II adalah pusing yang berlebihan, pandangan mata kabur, dan oedema menetap pada wajah dan tangan. Pada trmester III adalah nyeri perut yang berlebihan tanpa pendarahan (solusio planseta), obstipasi, varises, nyeri pinggang, oedema dan nyeri perut akibat kontraksi.

2.1.9 Perkembangan Janin Dari Minggu Ke Mi n ggu
Sperma membuahi ovum yang kemudian membagi dan masuk ke dalam uterus menempel sekitar hari ke – 11.
Minggu ke – 4 atau bulan ke – I
1. Perkembangan janin
Dari discus embrionik, bagian tubuh yang pertama muncul yang kemudian akan menjadi tulang belakang, otak dan saraf tulang belakang. Jantung, sirkulasi darah dan saluran pencernakan terbentuk. Embrio kurang dari 0,64 cm.
2. Perubahan – perubahan maternal
Ibu terlambat menstruasi. Payudara menjadi membesar. Kelelahan yang kronik (menetap) dan sering kencing mulai terjadi berlangsung selama 3 bulan berikutnya, HCG ada didalam urine dan serum 9 hari.
Minggu ke 8 atau bulan ke – II
1. Perkembangan janin
Perkembangan cepat. Jantungnya mulai memompa darah. Anggota badan terbentuk dengan baik. Perut muka dan bagian utama otak dapat dilihat. Telingga terbentuk dari lipatan kulit tulang dan otot yang kecil terbentuk dibawah kulit.
2. Perubahan – perubahan maternal
Mual muntah (morning sicknes). Mungkin terjadi sampai usia kehamilan 12 minggu. Uterus berubah dari bentuk pear menjadi globular. Tanda- tanda hegar dan goodell muncul. Serviks fleksi. Leukorrhea meningkat. Ibu mungkin terkejut atau senang dengan kehamilannya. Penambahan berat badan belum terlihat nyata.
Minggu ke 12 atau belan ke – III
1. Perkembangan janin
Embrio menjadi jani n . Denyut jantung dapat dilihat dengan ultrasound. Diperkirakan lebih berbentuk manusia karena tubuh berkembang. Gerakan pertama dimulai selama minggu ke 12. Jenis kelamin dapat diketahui. Ginjal memproduksi urine.
2. Perubahan – perubahan maternal
Tanda chatwick muncul. Uterus naik di atas simpisis pubis. Kontraksi braxon hicks mulai dan mungkin terus berlangsung selama kehamilan. Potensial untuk m enderita infeksi saluran kencing meningkat dan ada selama kehamilan. Kenaikan berat badan sekitar 1-2 kg selama trimester I. Plasenta sekarang berfunsi penuh dan memproduksi hormone.
Minggu ke 15 atau bulan ke – IV
1. Perkembangan janin
Sistem muskeloskeletal sudah matang. Sistem saraf sudah mulai melaksanakan c ontrol. Pembuluh darah berkembang dengan cepat. Tangan janin dapat menggenggam. Kaki menendang dengan aktif. Semua organ mulai matang dan tumbuh. Berat janin sekitar 0,2 kg. Denyut jantung janin dapat didengar dengan Doppler. Pankreas memproduksi insulin.
2. Perubahan –perubahan maternal
Fundus berada ditengan antara simpisis dan past. Berat ibu bertambah 0,4 – 0,5 kg perminggu selama sisa kehamilan. Mungkin akan lebih banyak energi. Diameter bipa r ietal dapat di ukur dengan ultrasound. Sekresi vagina meningkat. Pakaian ibu menjadi ketat. Tekanan pada kandung kemih dan sering kencing berkurang.
Minggu ke 20 atau bulan ke – V
1. Perkembangan janin
Verniks melindungi tubuh . Ladugo menutupi tubuh dan menjaga minyak pada kulit. Alis, bulu mata dan rambut terbentuk. Janin mengembangkan jadwal yang terukur untuk tidur, menelan dan menendang.
2. Perubahan – perubahan maternal
Fundus mencapai pusat. Payudara memulai sekresi kolostrum. Kantung ketuban menampung 400 ml cairan. Rasa akan pingsan dan pusing mungkin terjadi, terutama jika posisi berubah secara mendadak. Verises pembuluh darah mungkin mulai terjadi. Ibu merasakan gerakan janin. Areola bertambah gelap. Hidung tersumbat mungkin terjadi. Kram pada kaki mungki ada. Konstipasi mungkin dialami.
Minggu ke 24 atau bulan ke – VI
1. Perkembangan janin
Kerangka berkembang dengan cepat karena sel pembentukan tulang aktifitasnya meningkat. Perkembangan pernafasan dimulai. Berat janin 0,7 – 0,8 kg.
2. Perubahan – perubahan maternal
Fundus di atas pusat. Sakit punggung dan kram pada kaki mungkin mulai terjadi. Perubahan kulit bisa berupa striae gravidarium, cloasma, linea nigra da n jerawat. Mungkin mengalami gatal – gatal pada abdomen karena uterus membesar dan kulit meregang.
Minggu ke 28 atau bulan ke – VII
1. Perkembang janin
Janin dapat bernafas, menelan dan mengatur suhu. Surfactant terbentuk di dalam paru – paru. Mata mulai membuka dan menutup. Ukuran janin 2/3 ukuran saat lahir.
2. Perubahan – perubahan maternal
Fundus berada di pertengahan antara pusat dan prosesus xyfoideus . Hemoroid mungkin terjadi. Pernafasan dada menggantikan pernafasan perut. Garis bentuk janin dapat di palpasi. Mungkin lelah menjalani kehamilan dan ingin sekali menjadi ibu. Rasa panas dalam perut mungkin mulai terasa.
Minggu ke 32 atau bulan ke – IX
1. Perkembangan janin
Seluruh uterus terisi oleh bayi sehingga ia tidak bisa bergerak atau berputar banyak. Antibodi ibu ditransfer ke bayi. Hal ini akan memberikan kekebalan untuk enam bulan pertama sampai system kekebalan bayi bekerja.
2. Perubahan – perubahan maternal
Penurunan bayi kedalam pelvic atau panggul ibu. Plasenta setebal hamper empat kali waktu usia kehamilan 18 minggu dan beratnya 0,5 – 0,6 kg. Ibu ingin sekali melahirkan bayi, mungkin memiliki energi final yang meluap. Sakit punggung dan sering kencing meningkat. Braxon hicks meningkat karena serviks dan segmen bawah rahim disiapkan untuk persalinan.
(PusDikNaKes,200 6 )

2.1.10 Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
1. Oksigen
Karena paru ibu hamil bekerja lebih berat untuk memenuhi keperluan ibu dan janin. Biasanya saat hamil aterm sebelum kepala janin masuk PAP, paru terdesak keatas sehingga menyebabkan ibu sesak nafas. Untuk mencegah hal itu, ibu hamil perlu:
1) Latihan pernafasan
2) Tidur dengan bantal yang tinggi
3) Tidak makan terlalu banyak
4) Tidak merokok
5) Konsultasikan ke dokter jika memiliki asma
6) Dianjurkan untuk tidur dengan posisi miring kiri.
(Marmi, 2011).
2. Nutrisi
Kebutuhan nutrisi ibu hamil meningkat 15% dari biasanya dan 40% dari asupan yang dimakan oleh ibu hamil adalah untuk janin, sisanya untuk ibu. Secara normal kenaikan berat badan ibu selama hamil adalah 11-13 kg.
Asupan makanan ibu hamil adalah untuk tumbuh kembang janin, regenerasi sel-sel yang rusak, sumber tenaga, regulasi suhu tubuh, dan cadangan makanan.
Hal penting yang harus diperhatikan ibu hamil adalah makanan yang dikonsumsi terdiri dari susunan menu yang seimbang yaitu menu yang mengandung unsur-unsur sebagai berikut (Marmi, 2011):
1) Sumber tenaga (energi)
Ibu hamil memerlukan tambahan energi 300 kalori perhari sekitar 15% lebih banyak dari normalnya (2500-3000 kalori). Sumber energi ini dapat diperoleh dari karbohidrat dan lemak.
Contoh makanan: beras, roti, hazelnut, terigu, tepung beras, kedelai, minyak zaitung, daging ayam, daging sapi, telur, mentega, dll ( Handout Ilmu Gizi Semester III, 2011).
2) Sumber pembangun
Diperoleh dari protein, kebutuhan yang dianjurkan adalah 800 gram perhari dan 70% digunakan untuk kebutuhan janin dan kandungan.
Contoh makanan: susu, hati, tahu, tempe, kacang-kacangan, dll (Handout Ilmu Gizi Semester III, 2011).
3) Sumber pengatur dan pelindung
Diperoleh dari air, vitamin, dan mineral. Dibutuhkan untuk melindungi tubuh dari serangan penyakit dan melancarkan metabolisme tubuh.
Contoh makanan: sayur-sayuran dan buah-buahan (Handout Ilmu Gizi Semester III, 2011).
Untuk memperoleh asupan makanan yang sehat, ibu hamil dianjurkan mengolah makanan secara sehat dan tepat, yaitu:
1) Pilih sayur yang segar dan buah yang berwarna kuning.
2) Pilih danging dan ikan yang segar.
3) Cuci tangan sebelum mengolah makanan.
4) Cuci bahan makanan hingga bersih.
5) Jangan masak sayuran hingga layu.
6) Hindari zat MSG.
7) Hindari pemakaian minyak berulang.
8) Perhatikan tanggal kadaluarsa.
9) Simpan makanan dan peralatan masak di tempat yang bersih dan jauh dari jangkauan binatang peliharaan.
Nutrisi yang adekuat pada ibu hamil:
(1) Kalori
WHO menganjurkan jumlah tambahan kalori pada ibu hamil trimester II dalam sehari adalah 350 Kkal. Di Indonesia berdasarkan Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998 ditentukan angka 285 Kkal perhari selama kehamilan (Handout Ilmu Gizi Semester III, 2012).
Jumlah kalori berlebih dapat menyebabkan obesitas dan ini merupakan faktor predisposisi terjadinya preeklampsi (Wiknjosastro, 2008).
Penambahan berat badan selama kehamilan yaitu 2,5 kg pada 20 minggu pertama, 9 kg pada 20 minggu kedua. Kemungkinan pertambahan berat badan maksimal adalah 12,5 kg.
Rumus menghitung IMT:
IMT = BB (kg)/(TB (m))2 (Marmi, 2011)
Risiko kehamilan dengan IMT diluar normal:
(2) IMT < 20: risiko BBLR, lahir prematur.
(3) IMT >30: risiko lahir mati, prematur, HT, DM, preeklampsi, seksio sesarea.
Penambahan BB berdasarkan IMT sebelum hamil:
Nilai IMT
BB sebelum hamil (kg)
Rendah (<19,5)
Normal (19,8-26,0)
Tinggi (26,1-29,0)
Obesitas (>29,0)
12,5-18,0
11,5-16,0
7,0-11,5
6,0
Handout Ilmu Gizi Semester III, 2012
(4) Protein
Kebutuhan protein ibu hamil meningkat 68%. Jumlah protein yang diperlukan ibu hamil 85 gram perhari. Defisiensi protein pada ibu hamil dapat menyebabkan kelahiran prematur, anemia, dan edema.
(5) Kalsium
Kebutuhan kalsium ibu hamil meningkat 50%. Jumlah kalsium yang diperlukan ibu hamil adalah 1,5 gram perhari. Dibutuhkan untuk pengembangan otot dan rangka janin. Defisiensi kalsium pada ibu hamil dapat mengakibatkan riketsia pada bayi atau osteomalasia pada ibu.
(6) Zat besi
Kebutuhan zat besi ibu hamil meningkat 200-300%. Untuk menjaga konsentrasi hemoglobin yang normal, jumlah zat besi yang diperlukan ibu hamil adalah 30 mg perhari, terutama setelah trimester II. Kekurangan zat besi pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia defisiensi zat besi.
(7) Asam folat
Kebutuhan asam folat ibu hamil meningkat 100%. Jumlah asam folat yang diperlukan ibu hamil adalah 400 mikrogram perhari. Fungsi asam folat adalah sebagai pematangan sel darah merah. Kekurangan asam folat pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia megaloblastik pada ibu hamil.
(Wiknjosastro, 2008).
3. Eliminasi
Biasanya ibu hamil akan mengalami gangguan buang air besar dan buang air kecil. Masalah yang timbul pada umumnya adalah sembelit dan kerentanan terhadap infeksi bakteri pada saluran kencing. Sembelit disebabkan karena pengaruh hormonal dan mobilisasi ibu hamil yang menurun. Ureter terkompresi akibat perbesaran uterus sehingga dapat menyebabkan stasis urin dan refluks urin. Hal ini mudah menyebabkan infeksi bakteri pada saluran perkemihan.
Ibu hamil juga mengeluh sering kencing ini karena pembesaran uterus yang terus mendesak kandung kencingnya. Namun pada ibu hamil trimester II, keluhan ini menghilang karena uterus sudah keluar dari rongga panggul (Marmi, 2011).
4. Istirahat
Ibu hamil tidak diperbolehkan terlalu memforsir tenaganya dengan kegiatan-kegiatan yang tidak begitu penting. Pola istirahat harus teratur dan hindari tidur terlalu larut malam. Tidur malam selama kurang lebih 8 jam ditambah istirahat atau tidur siang 1 jam adalah pola istirahat yang ideal untuk ibu hamil (Marmi, 2011).
5. Seksual
Hubungan seksual adalah kebutuhan dasar biologis yang tidak dapat ditawar. Namun pada hamil muda sebaiknya hindari hubungan seksual karena dapat mengakibatkan keguguran berulang. Pada kehamilan aterm bahayanya adalah dapat menimbulkan infeksi dan rangsangan persalinan timbul karena sperma mengandung prostalglandin.
Pada ibu hamil trimester II, sebagian besar wanita merasa lebih erotis. Kurang lebih 80% wanita mengalami kemajuan yang nyata dalam hubungan seksual mereka dibandingkan dengan trimester I dan sebelum hamil. Trimester kedua hampir terbebas dari segala ketidaknyamanan fisik dan ukuran perutnya belum menjadi masalah besar, serta peningkatan vaskularisasi juga meningkatkan sensitivitas vagina. Kecemasan, kekhawatiran, dan masalah-masalah yang sebelumnya menimbulkan ambivalensi pada wanita hamil itu mereda, dan semua faktor ini mempengaruhi peningkatan libido dan kepuasan seksual (Marmi, 2011).
6. Personal hygiene
Dilakukan untuk menjaga kebersihan diri ibu hamil. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kemungkinan infeksi akibat kuman-kuman pada diri yang tidak bersih.
1) Menyikat gigi secara teratur, menambal gigi yang berlubang, dan jika ingin menggunakan pencuci mulut gunakan yang bersifat alkali.
2) Mandi dengan air yang tidak terlalu dingin, gunakan sabun, dan selalu berhati-hati agar tidak terpeleset. Mandi bertujuan untuk menyegarkan, melancarkan sirkulasi, dan menghilangkan kotoran.
3) Mencuci rambut harus teratur, minimal 2-3 kali seminggu.
4) Membersihkan vagina dan anus sehabis BAK dan BAB dengan usapan dari depan ke belakang dan menjaga celana dalam senantiasa kering dengan cara rutin menggantinya untuk menghindari kelembaban daerah genetalia.
5) Jaga kuku agar tetap pendek dan bersih.
(Marmi, 2011).
7. Mobilisasi
Ibu yang sedang hamil sebaiknya tidak terlalu bermalas-malasan sampai enggan bergerak, namun jika sudah bergerak harus menjaga agar tetap nyaman dan tidak sampai keletihan. Jangan berdiri atau duduk terlalu lama. Jika ingin duduk lama, usahakan posisi lutut lebih tinggi daripada paha. Menyarankan ibu agar tidak memakai hak sepatu atau sandal lebih dari 2,5 cm.
Jika ibu hamil ingin bepergian, bawa asupan makanan dan vitamin yang memadai, bawa surat keterangan dari dokter yang memperbolehkan melakukan perjalanan (biasanya melalui udara), dan jaga pola makan selama bepergian agar tidak menyebabkan gangguan pencernaan (Marmi, 2011).
8. Exercise
Dilakukan dalam bentuk senam hamil dengan tujuan melatih teknik pernafasan untuk persiapan melahirkan nanti, memperkuat elastisitas otot-otot panggul, membentuk sikap tubuh sempurna, melancarkan sirkulasi, dan menjaga ketenangan fisik ibu hamil.
Lakukan senam hamil saat usia kehamilan mulai menginjak 22 minggu, pada lingkungan yang nyaman dan tenang, serta dengan berpakaian longgar dan nyaman ( Marmi, 2011).
9. Psikologis
1) Support keluarga
(1) Suami
Suami sebagai seorang paling dekat, dianggap paling tahu kebutuhan istri. Tugas penting suami yaitu memberikan perhatian dan membina hubungan baik dengan istri, sehingga istri dapat mengonsultasikan setiap saat dan setiap masalah yang dialaminya dalam menghadapi kesulitan-kesulitan selama mengalami kehamilan. Menurut sebuah penelitian yang dimuat dalam artikel yang berjudul “What Your Partner Might Need From You During Pregnancy” terbitan Allina Hospitals&Clinics (tahun 2001), Amerika Serikat, keberhasilan seorang istri dalam mencukupi kebutuhan ASI untuk si bayi kelak sangat ditentukan oleh seberapa besar peran dan keterlibatan suami dalam masa-masa kehamilannya.
Saat hamil merupakan saat sensitif bagi seorang wanita, jadi sebisa mungkin seorang suami memberikan suasana yang mendukung perasaan istri.
(2) Keluarga besar
Wanita hamil sering kali mempunyai ketergantungan terhadap orang lain disekitarnya terutama pada ibu primigravida. Dukungan keluarga dapat berupa:
a. Ayah dan ibu kandung maupun mertua sangat mendukung kehamilan ini.
b. Ayah dan ibu kandung maupun mertua sering berkunjung pada periode kehamilan ibu.
c. Seluruh keluarga turut mendoakan keselamatan ibu dan bayi.
2) Support lingkungan
(1) Lingkungan
a. Doa bersama untuk keselamatan bersama perkumpulan keagamaan lingkungan setempat.
b. Membicarakan dan menasehati ibu tentang pengalaman hamil dan melahirkan dengan kalimat positif, bukan menakut-nakuti.
(2) Tenaga kesehatan
a. Memberikan pelayanan antenatal kepada ibu hamil.
b. Memberikan kesempatan kepada ibu hamil yang mengalami masalah untuk berkonsultasi.
(Marmi, 2011).

2.1.11 Tanda Bahaya Selama Masa Kehamilan
Deteksi dini terhadap komplikasi kehamilan adalah upaya penjaringan yang dilakukan untuk menemukan penyimpangan-penyimpangan yang terjadi selama kehamilan ibu secara dini (Manuaba, 2008).
Berdasarkan penelitian, telah diakui saat ini bahwa setiap kehamilan dapat memiliki potensi dan membawa risiko bagi ibu. WHO memperkirakan sekitar 15% dari seluruh wanita hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya dan dapat mengancam jiwanya. Bidan sebagai pemberi pelayanan kebidanan akan menemukan wanita hamil dengan komplikasi-komplikasi yang mungkin mengancam jiwa.
Oleh karena itu bidan harus dapat mendeteksi sedini mungkin terhadap tanda-tanda bahaya pada ibu hamil yang mungkin terjadi, karena pada setiap wanita hamil tersebut berisiko mengalami komplikasi.
1. Tanda bahaya pada kehamilan muda (< 28 minggu)
1) Perdarahan pervaginam
(1) Abortus
Adalah berakhirnya kehamilan oleh akibat-akibat tertentu pada atau sebelum usia kehamilan 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan (Marmi, 2011).
Bercak darah pada minggu ke 4-6 bukan merupakan abortus, melainkan tanda Hartman yang berasal dari tempat pelekatan plasenta karena penembusan vili korialis ke dalam desidua saat implantasi ovum.
Abortus spontan adalah keguguran yang terjadi dengan sendirinya (alamiah). Abortus buatan adalah abortus akibat intervensi dengan tindakan yang sifatnya disengaja.
Abortus menurut derajatnya adalah abortus imminen, abortus insipiens, abortus inkomplit, abortus komplit, missed abortions, abortus habitualis, dan abortus infeksiosus.
Tanda-tanda abortus meliputi:
a. Perdarahan dari vagina
b. Nyeri keram perut bagian bawah, lebih nyeri daripada waktu haid
c. Adanya jaringan yang keluar dari vagina
d. Kadang disertai syok
(Sarwono, 2006).
(2) Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana setelah fertilisasi implantasi terjadi diluar endometrium kavum uteri, seperti di ovarium, serviks dan tuba falopii (Marmi, 2011).
Kehamilan ektopik adalah kehamilan yang terjadi diluar rongga uterus, biasanya di tuba falopii, tetapi kadang di rongga abdomen. Kehamilan ini meningkatkan aliran darah pada 10 minggu dan mengikis pembuluh darah sehingga terjadi perdarahan yang mengakibatkan kedaruratan obstetri (Winson, 2009).
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan implantasi terjadi diluar rongga uterus. Tuba falopii merupakan tempat tersering untuk terjadinya implantasi kehamilan ektopik (lebih dari 90%) (Sarwono, 2006).
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dengan ovum yang dibuahi, berimplantasi, dan tumbuh di tempat yang tidak normal yakni dalam endometrium kavum uteri.
Tanda terjadinya kehamilan ektopik:
a. Nyeri keram yang menusuk di perut bawah
b. Amenorea
c. Perdarahan dari vagina
d. Level HCG positif namun kadarnya rendah
e. Nyeri tekan perut bagian bawah
f. Ukuran uterus lebih kecil dari seharusnya
g. Kadang menimbulkan syok dan penurunan kesadaran
(Sarwono, 2006).
(3) Kehamilan mola
Suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi, hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio dan terjadi proliferasi abnormal dari vili korialis disertai dengan degenerasi hidropik. Kehamilan mola adalah kehamilan abnormal dengan ciri-ciri stroma villus khorialis langka vaskularisasi dan edematus. Janin biasanya meninggal, akan tetapi villus-villus yang membesar dan edematus hidup dan terus tumbuh, gambaran yang diberikan ialah sebagai segugus anggur
Tanda kehamilan mola:
a. Perdarahan dari vagina
b. Tes HCG positif dengan kadar tinggi
c. Tidak ada DJJ
d. Pada USG terlihat rangkaian seperti anggur dalam rahim
e. Keluar jaringan gelembung villus pervaginam
(Sarwono, 2006)
2) Hiperemesis gravidarum
Adalah perasaan mual dan muntah dalam kehamilan yang berkembang sedemikian luas sehingga terjadi efek sistemik, dehidrasi, dan penurunan berat badan.
Peningkatan kadar HCG dalam darah yang disebabkan oleh pertumbuhan plasenta. Kemudian asam lambung meningkat yang kemudian menyebabkan mual dan muntah. Pada trimester I adalah hal yang fisiologis, namun jika berlanjut hingga awal trimester II serta membuat ibu tidak mau makan dan terus menerus muntah ini disebut hiperemesis gravidarum.
Tanda ibu hamil yang mengalami hiperemesis gravidarum:
a. Kehilangan 5% berat badannya
b. Dehidrasi dan peningkatan produksi keton pada urin
c. Nyeri ulu hati
d. Oliguria
e. Turgor kulit menurun
(Handout Kehamilan Fisiologis Semester IV, 2012).
3) Nyeri perut bawah
Adalah keluhan rasa sakit pada perut yang dirasakan oleh ibu dengan karakteristik: nyeri hebat, menetap, dan tidak hilang setelah beristirahat.
Sebab nyeri perut ini antara lain:
a. Kehamilan ektopik
b. Appendisitis
Infeksi lain karena sistitis (radang kandung kemih), pielonefritis (radang ginjal dan pelvis renalis akibat infeksi bakteri), dan peritonitis (radang peritonium akibat iritasi kimia atau invasi bakteri) (Marmi, 2011).
2. Tanda bahaya pada kehamilan lanjut ( 28 minggu keatas)
1) Perdarahan pervaginam
Biasanya keluar darah dari jalan lahir tanpa disertai rasa nyeri. Tanyakan pada ibu hamil karakteristik perdarahan seperti apa dan ada nyeri atau tidak. Klasifikasi perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut antara lain:
(1) Plasenta previa
Adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat yang tidak semestinya yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh jalan lahir.
Klasifikasi plasenta previa adalah:
  • Plasenta previa totalis (sentralis)
Seluruh ostium ditutupi plasenta.
  • Plasenta previa parsialis (lateralis)
Sebagian ostium ditutupi plasenta.
· Plasenta previa letak rendah (marginalis)
Tepi plasenta berada 3-4 cm diatas tepi pembukaan, tidak teraba pada pemeriksaan VT
(Sarwono, 2006).
(2) Solusio plasenta
Adalah terlepasnya plasenta yang letaknya normal sebelum janin lahir. Penyebabnya adalah adanya trauma pada uterus seperti pernah jatuh atau trauma kebidanan karena tindakan kebidanan yang dilakukan tenaga medis.
Klasifikasi solusio plasenta:
  • Ringan
Terlepasnya sebagian kecil plasenta, tidak mempengaruhi keadaan ibu dan janin, dan terjadi perdarahan pervaginam hanya sedikit.
  • Sedang
Terlepasnya ¼ bagian plasenta, mendadak, sakit perut, perdarahan pervaginam, ibu syok, dan terdapat nyeri tekan sehingga janin sulit terdeteksi.
  • Berat
Terlepasnya 2/3 bagian plasenta, mendadak, ibu syok, janin meninggal, uterus tegang dan nyeri (Sarwono, 2005).
2) Sakit kepala hebat
Sakit kepala pada ibu hamil dikatakan abnormal jika tidak hilang setelah ibu beristirahat. Sakit kepala hebat pada kehamilan dapat menjadi indikasi pre eklampsi. Deteksinya adalah dengan memeriksa tekanan darah ibu, protein urin, suhu tubuh, dan pemeriksaan darah (mengetahui malaria atau tidak) ( Marmi, 2011).
3) Penglihatan kabur
Fungsi penglihatan menurun pada ibu hamil adalah akibat perubahan hormon. Dikatakan abnormal adalah jika penglihatan mengabur dan berbayang. Hal ini merupakan gejala pre eklampsi.
Deteksinya adalah dengan cara memeriksa protein urin, tekanan darah, refleks, dan odema (Sarwono, 2006).
4) Bengkak muka dan tangan
Ibu hamil mengalami bengkak fisiologis biasanya pada kaki yang muncul pada sore hari dan hilang setelah beristirahat sambil meninggikan kakinya. Bengkak pada muka dan tangan yang menetap setelah beristirahat menunjukkan adanya masalah serius dan pertanda anemia, gagal jantung, atau pre eklampsi.
Deteksinya adalah dengan cara menanyakan ibu hamil ada sakit kepala atau tidak, mengecek tekana darah, memeriksa protein urin, melihat konjungtiva, dan cek seberapa parah pembengkakan tersebut (Sarwono, 2006).
5) Nyeri abdomen hebat
Nyeri abdomen yang abnormal adalah nyeri yang menetap setelah beristirahat. Hal ini akan mengancam jiwa ibu hamil dan janin yang dikandungnya. Nyeri perut hebat ini bisa karena apendisitis, hamil ektopik, persalinan prematur, gastritis, ISK, abrupsio plasenta, dan radang panggul.
Mendeteksi nyeri abdomen ini adalah dengan cara menanyakan tentang karakteristik nyeri, ada atau tidaknya demam, ukur tanda-tanda vital, dan cek protein urin ibu (Sarwono, 2006).
6) Janin kurang bergerak
Janin kurang bergerak disebabkan karena aktivitas ibu yang berlebihan sehingga gerak janin tidak dirasakan, kematian janin, perut tegang karena kontraksi, atau kepala janin sudah masuk PAP pada kehamilan aterm.
Ibu mulai merasakan gerakan janin mulai usia kehamilan 18-20 minggu untuk primigravida dan 14-16 minggu untuk multigravida. Gerakan janin ini dapat dirasakan saat ibu berbaring atau beristirahat. Minimal gerakan janin adalah 3x/3 jam.
Cara mendeteksi janin kurang bergerak ini dengan cara menanyakan pada ibu kapan bayi terakhir bergerak, meraba gerakan janin, dan memantau DJJ ( Marmi, 2011).
7) Keluar cairan dari jalan lahir
Penyebab terbesar kelahiran prematur adalah ketuban pecah dini (KPD) sebelum usia kehamilan 34 minggu. Penyebabnya adalah serviks yang inkompeten, ketegangan rahim berlebihan, dan kelainan selaput ketuban (Marmi, 2011).


2.2 Penatalaksanaan Antenatal Care

2.2.1 Jadwal Pemeriksaan Kehamilan
1. Pemeriksaan pertama
Pemeriksaan pertama dilakukan segera setelah diketahui terlambat haid.
2. Pemeriksaan ulang
(1) Setiap 4 minggu sekali pada umur kehamilan 0 sampai 28 minggu.
(2) Setiap 2 minggu sekali pada umur kehamilan 29 sampai 36 minggu.
(3) Setiap 1 minggu sekali pada umur kehamilan 36 sampai 40 minggu atau sampai terjadi persalinan.
3. Pemeriksaan khusus bila terdapat keluhan-keluhan tertentu.
Pelayanan Asuhan Standar Minimal Termasuk ”7T”
1) (Timbang) berat badan.
Kenaikan berat badan selama hamil 6,5-15 kg atau tidak boleh lebih dari ½ kg per minggu.
2) Ukur (tekanan) darah
Tekanan darah harus diukur setiap kali periksa. Adanya sistolik melebihi 30 mmHg dan diastolik 15 mmHg atau tekanan darah melebihi 140/90 mmHg harus diwaspadai, sebab keadaan itu merupakan salah satu gejala.
3) Ukur (tinggi) fundus uteri
Kenaikan darah uteri yang normal per minggu 1 cm. Tinggi fundus uteri diukur dengan memakai aturan leopold I atau dengan memakai pita ukur prosedur leopold I.
(1) Akhir bulan III (12 minggu) fundus uteri 1-2 jari di atas sympisis.
(2) Akhir bulan IV (16 minggu) pertengahan antara sympisis pusat.
(3) Akhir bulan V (20 minggu) 3 jari bawah pusat.
(4) Akhir bulan VI (24 minggu) setinggi pusat.
(5) Akhir bulan VII (28 minggu) 3 jari atas pusat.
(6) Akhir bulan VIII (32 minggu) pertengahan prosesous xyfoideus dan pusat.
(7) Akhir bulan IX (36 minggu) sampai arkus costarum atau 3 jari dibawah proxesus xyphoideus.
(8) Akhir bulan X (40 minggu) pertengahan prosesous xyfoideus dan pusat.
(Mochtar,2006)
4) Pemberian imunisasi (tetanus toxoid) TT lengkap
Imunisasi TT sangat dianjurkan untuk mencegah tetanus pada bayi baru lahir dan pada ibu bersalin. Imunisasi diberikan secara sub kutan dengan dosis 0,5 cc.
Antigen Interval selang waktu minimal Lama perlindungan % perlindungan
TT1 Pada kunjungan I - -
TT2 4 minggu setelah TT1 3 tahun 80%
TT3 6 bulan setelah TT2 5 tahun 95%
TT4 1 tahun setelah TT3 10 tahun 99%
TT5 1 tahun setelah TT4 25 tahun/seumur hidup 99%
5) Pemberian (tablet zat besi)
Dimulai dengan pemberian tablet sehari sesegera mungkin. Setelah rasa mual hilang, tiap tablet mengandung FeSO4 32 mg (zat besi 60 mg) dan asam folat 500 mg masing- masing 90 tablet.
6) (Tes) terhadap penyakit menular seksual.
7) (Temu wicara) dalam rangka persalinan rujukan. (Saifuddin,2006)
Menurut DEPKES RI (2010) kunjungan antenatal mendapat pelayanan standar meliputi
1) Timbang berat badan
2) Pengukuran tinggi badan, tekanan darah
3) Nilai status gizi (ukur lingkar lengan atas)
4) Tinggi fundus uteri
5) Menentukan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)
6) Skrining status imunisasi tetanus dan memberikan imunisasi Tetanus Toksoid (TT) bila diperlukan
7) Pemberian tablet zat besi minimal 90 tablet selama kehamilan
8) Test laboratorium (rutin dan khusus)
9) Tatalaksana kasus
10) Serta temu wicara (konseling) termasuk Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K) dan KB pasca persalinan.

2.2.2 Perawatan Pada Kehamilan Normal
Setiap wanita hamil menghadapi resiko komplikasi yang dapat mengancam jiwanya, oleh karena itu setiap wanita hamil memerlukan sedikitnya empat kali kunjungan selama periode antenatal yaitu:
1. 1 kali kunjungan antenatal selama trismester pertama (sebelum 14 minggu)
2. 1 kali kunjungan selama trismester kedua (antara 14-28 minggu)
3. 2 kali kunjungan selama trismester ketiga (antaa 28-36 minggu dan sesudah minggu ke 36)
KUNJUNGAN
WAKTU
INFORMASI PENTING
Trimester pertama
Sebelum minggu ke-14
· Membangun hubungan saling percaya antara petugas kesehatan dengan ibu hamil
· Mendeteksi masalah dan menanganinya
· Melakukan tindakan pencegahan seperti imunisasi TT, penapisan dan pengobatan anemia, penggunaan praktik tradisional yang merugikan
· Memulai persiapan kelahiran bayi dan kesiapan untuk menghadapi komplikasi
· Mendorong perilaku yang sehat
Trimester kedua
Sebelum minggu ke-28
· Sama seperti di atas, ditambah kewaspadaan khusus mengenai preeklampsia (tanya ibu tentang gejala preeklampsia, pantau tekanan darah, evaluasi edema, periksa proteinuria).
Trimester ketiga
Antara minggu ke 28-36
· Sama seperti di atas, ditambah palpasi abdominal untuk mengetahui apakah ada kehamilan ganda.
Trimester ketiga
Setelah minggu ke-36 sampai lahir
· Sama seperti di atas, ditambah deteksi letak bayi yang tidak normal, atau kondisi lain yang memerlukan kelahiran di rumah sakit. Memantapkan rencana persalinan dan mengenali tanda-tanda persalinan.






2.3 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan Pada Ibu hamil Fisologis

Proses manajemen kebidanan merupakan proses pemecahan masalah agar pelayanan yang komprehensif dapat tercapai. Proses manajemen terdiri dari tujuh langkah disempurnakan secara periodik. Proses dimulai dari pengumpulan data dasar yang berakhir dengan evaluasi. Kutujuh langkah tersebut membentuk kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam semua situasi. Akan tetapi, setiap langkah-langkah dapat dipecah menjadi langkah-langkah tertentu dan bisa berubah sesuai dengan bagaimana keadaan pasien.
Dilaksanakan pada :
Tanggal : untuk mengetahui tanggal pemeriksaan hari ini dan untuk menentukan jadwal pemeriksaan selanjutnya
Jam : untuk mengetahui waktu pemeriksaan
Tempat : untuk mengetahui tempat pemeriksaan
Oleh : untuk mengetahui siapa yang melakukan anamnesa
1. Langkah I : Pengkajian Data
1) Data Subjektif
(1) Biodata/Identitas
Identitas ibu hamil dan suami
- Nama ibu
Nama penderita ditanyakan untuk mengenal dan memanggil penderita supaya tidak keliru dengan penderita yang lain.
- Umur ibu
Umur < 16 tahun dan > 35 tahun termasuk kehamilan yang berisiko menurut skor Pudji Rochyati
- Suku/bangsa
Untuk mengetahui latar belakang sosial budaya yang mempengaruhi kesehatan klien.
- Pendidikan
Untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu atau taraf kemampuan berpikir ibu, sehingga bidan bisa menyampaikan penyuluhan KIE pada pasien dengan lebih mudah.
- Pekerjaan
Ditanyakan pekerjaan suami dan ibu sendiri untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonomi penderita
- Alamat
Untuk mengetahui ibu tinggal dimana dan diperlukan bila mengadakan kunjungan rumah (home care/home visit) ke ibu.
(2) Keluhan Utama
Untuk mengkaji kondisi ibu pada kehamilan ini. Perubahan pada kehamilan:
TM I yang seringkali terjadi adalah mual dan muntah, sering kencing, varises, keputihan, mudah lelah, gatal perdarahan dan sariawan.
TM III yang seringkali terjadi sembelit, ngidam, nyeri pangkal paha, nyeri ulu hati, perubahan pada kulit, perdarahan pada hidung dan gusi, kejang kaki, nyeri punggung dan rabas vagina.
TM III yang seringkali menjadi keluhan pada ibu hamil, payudara terasa penuh, nyeri tekan dan kadang keluar kolostrum, sering BAK, kemungkinan sulit tidur, sakit pada perut bagian bawah, konstipasi/sembelit, leucorrhoe, kejang pada tungkai kaki, kontraksi braxton hicks menetap, tidak nyeri.
(3) Riwayat obstetri
    1. Riwayat menstruasi untuk mengetahui keadaan alat-alat reproduksi serta gangguan yang terjadi.
- Siklus : normal 25-30 hari (±28 hari)
- Banyaknya : mengetahui jumlah perdarahan (sedang, banyak, sedikit)
- Lamanya : normal 3-14 hari
- Dismenorhea : normalnya tidak mengalami
- Fluor albus : sedikit / sedang / banyak, terdapat gatal dan bau atau tidak, bagaimana warna dan kekentalannya.
    1. Riwayat obstetri yang lalu
Untuk mengetahui ada / tidaknya riwayat obstetri yang buruk pada ibu sebelumnya yang menunjukkan faktor resiko pada ibu.
    1. Riwayat kehamilan sekarang
Dikaji tentang riwayat ANC kehamilan sekarang, berpakali ibu periksa dan dimana ibu melakukan pemerikasaan ANC yang lalu. Apakah ibu selama periksa hamil mendapatkan terapi serta untuk mengetahui keadaan kehamilan dan menentukan asuhan yang diberikan pada saat kunjungan pemeriksaan. Meliputi:
a) Keluhan (keluhan-keluhan yang sering muncul pada ibu hamil)
Trimester I : Chloasma gravidarum, mual dan muntah (akan hilang pada kehamilan 12-14 minggu) sering kencing, pusing, ngidam, obstipasi.
Trimester II : Body image dan nafsu makan bertambah.
Trimester III : Sering kencing, obstipasi, sesak nafas (bila tidur telentang) sakit punggung, oedema, varices.
Bagaimana cara ibu atau keluarga mengatasi masalah yang timbul saat kehamilan sekarang : apakah ibu datang kedokter/ bidan saat mengalami masalah dengan kehamilnya atau ibu datang kedukun untuk memeriksakan kehamilanya. Apakah ibu menggunakan obat-obatan alternatif untuk mengatasi masalah dalam kehamilanya. Apakah ibu / anggota keluarga ibu merokok. Dan apakah ibu memelihara binatang di rumah.
b) Pergerakan anak pertama kali dan terakhir dirasakan
Pada primigravida gerakan janin mulai dirasakan pada minggu ke 16-20. Gerakan anak normalnya rata-rata 34 kali per hari, apabla kurang dari 15 kali perhari maka dikatakan gerakan rendah (Sarwono, 2007).
c) Penyuluhan yang sudah didapat
Penyuluhan yang telah didapat ibu selama ANC yang lalu ditanyakan untuk mengetahui apakah ibu hamil teleh mengetahui kondisi kehamilanya jika yang akan melahirkan. Pada trimester 3 bila di cek kembali, seharusnya ibu telah mendapatkan persiapan persalinan, enam tanda bahaya/ kegawat daruratan obstetri dan cara mengatasinya, persiapan komplikasi, personal hygine, termasuk kebersihan payudara dan vulva hygine, istirahat, senam hamil, aktivitas, kebutuhan seksual, gerakan janin, obat dalam kehamilan, pentingnya Imunisasi TT, pemenuhan kebutuhan cairan dan nutrisi, pemberian tablet Fe
d) Obat-obatan
Untuk mengetahui obat apa saja yang pernah ibu konsumsi selama kehamilannya karena beberapa obat bersifat teratogenik bagi janin yang dikandung ibu.
  • Tetrasiklin
Merupakan antibiotik yang jika dikonsumsi ibu hamil dapat mengakibatkan penurunan kemampuan perkembangan tulang janin dan gigi bayi yang dilahirkannya nanti akan berwarna kuning kecoklatan.
  • Retinoic acid
Biasanya ditemukan pada produk anti-aging. Dampaknya pada janin adalah bibir sumbing, kelainan bakal sistem saraf pusat, dan malformasi sistem kardiovaskuler.
  • Methotrexate
Merupakan folic acid antagonist. Dampaknya adalah dapat menyebabkan keguguran, IUGR (intrauterine growth retardation), mikrosefali, dan hipoplasia pada tulang frontalis janin.
  • Thalidomide
Merupakan antiemetik pada ibu hamil. Efeknya pada janin adalah dapat menyebabkan malformasi telinga, amelia (tidak adanya esktremitas), phocomelia (tidak adanya ekstremitas atas), dan kelainan jantung bawaan.
  • Ace inhibitor (captopril, enalapril)
Obat anti hipertensi ini dapat menyebabkan oligohidramnion, gagal ginjal pada janin, dan terjadi potential lung hypoplasia.
  • Warfarin, kumarin (anti koagulan)
Menyebabkan hemoragi dan kelainan bawaan.
  • Aspirin
Obat NSAID ini dapat menyebabkan BBLR dan beragam komplikasi plasenta dan maternal.
  • Retinol (vitamin A)
Menyebabkan hambatan diferensiasi, malforasi telinga, malforasi langit-langit mulut, dan menghambat sintesis protein janin.
  • Lithium carbonate (anti-depresan)
Menyebabkan IUGR, mikrosefali, anomali kelenjar trioid, dan kelainan sistem bawaan.
  • Diethylstilbestrol
Merupakan estrogen sintetik yang dapat mengakibatkan keguguran dan komplikasi kehamilan.
(Handout Farmakologi Semester III, 2011)
e) Imunisasi TT selama hamil
Berapa kali dan kapan ibu hamil mendapatkan TT.
Antigen Interval
Selang waktu minimal
Lama perlindungan % perlindungan Dosis Pemberian
TT1 - - 0 0,5 cc
TT2 4 mg stl TT1 3 th 80 0,5 cc
TT3 6 bl stl TT2 5 th 95 0,5 cc
TT4 1 th stl TT3 10 th 99 0,5 cc
TT5 1 th stl TT4 25 th/ seumur hidup 99 0,5 cc

(4) Riwayat perkawinan
Untuk mengetahui status perkawinan, umur saat kawin, berapa lama kawin (untuk menilai apakah ibu tergolong infertilitas primer, infertilitas sekunder, atau janin merupakan anak mahal), waktu hamil dan mengetahui keadaan psikologis pasien.
(5) Riwayat Kesehatan Sistemik Yang Pernah atau Sedang di Derita
Apakah ibu sekarang mempunyai penyakit seperti jantung, hipertensi, hepatitis, ginjal, DM atau sedang menjalani pengobatan/therapy untuk penyakit tertentu untuk mengetahui apakah ibu mempunyai penyakit atau riwayat penyakiat yang dapat menjadi penyulit dalam persalinannya dan apakah ibu pernah menjalani pengobatan atau melakukan bedah di daerah perut.
a. Jantung
Tanda dan gejala adanya penyakit jantung yang berat (Dekompensasi kordis) yaitu bising diastalik, peristaltik, bising jantung terus-menerus, kordiomegali, aritmia berat, bising jantung nyaring terutama bisa disertai thrill. (Sarwono, 2006). Menurut Manuaba, penyakit jantung dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin, yaitu : keguguran, persalinan premature, kematian perinatal, pertumbuhan dan perkembangan janin terhambat.
Kehamilan yang disertai jantung selalu saling mempengaruhi karena kehamilan memberatkan penyakit jantung dan penyakit jantung dapat mempemharuhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Jantung yang normal umumnya dapat menyesuaikan diri terhadap segala perubahan sistem jantung dan pembuluh darah yang disebabkan oleh kehamilan, yaitu dorongan diafgrama oleh besarnya hamil sehingga dapat mengubah posisi jantung dan pembuluh darah dan terjadi perubahan kerja jantung karena pengaruh hormon tubuh saat hamil, terjadi hemodilusi darah dengan puncaknya pada kehamilan 28 – 32 minggu, kebutuhan janin untuk pertumbuhan dan perkembangan dalam rahim, kembalinya darah segera setelah plasenta lahir karena kontraksi rahim dan terhentinya peredaran darah plasenta.
b. Diabetes
Tanda dan gejala diabetes yang mudah dikenali adalah “3P” yaitu polydipsia, polyphagia dan polyuria, pengaruh diabetes terhadap kehamilan antara lain yaitu :
- Abortus dan partu prematurus
- Preeklampsia
- Kelainan letak janin
- Hidramnion
- Insufisiensi plasenta
Kehamilan yang disertai penyakit diabetes selalu saling mempengaruhi karena kehamilan memberatkan penyakit DM dan penyakit DM dapat mempemharuhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Perubahan hormon selama kehamilan akan mengubah kemampuan toleransi tubuh terhadap insulin.
Seiring perkembangan plasenta, produksi hormone kehamilan akan meningkat, terutama HPL (Hormon Placenta Lactogen). Peningkatan HPL akan meningkatkan resistensi sel terhadap insulin sehingga muncul kondisi diabetes. Pada kebanyakkan wanita, pancreas mampu memenuhi peningkatan kebutuhan insulin ini. Akan tetapi, ketika pancreas tidak lagi sanggup memproduksi insulin, terjadilah hiperglikemia. Efek HPL terjadi pada usia kehamilan sekitar 26-28 minggu. Waktu tersebut merupakan saat yang tepat untuk melakukan penapisan. Hiperglikemia menimbulkan banyak efek merugikan pada kehamilan. Untuk diabetes tipe I dan II, dengan control glikemia yang jarang, peningkatan kadar keton dan glukosa terbukti bersifat teratogenik sehingga mengakibatkan anomaly kongenital, seperti defek jantung, defek system syaraf pusat, sindrom penurunan kaudal. Kemungkinan abortus spontan dan lahir mati juga meningkat. Kematian pembuluh darah pada diabetes tipe I menyebabkan penurunan aliran darah ke uterus dan plasenta sehingga meningkatkan insufisiensi uteroplasenta, yang mengakibatkan IUGR dan efek-efek lain.
Glukosa darah ibu yang meningkat akan disalurkan ke janin melalui plasenta, janin memang tidak menderita diabetes, tetapi harus meningkatkan produksi insulin dan glukosa, terjadilah pertumbuhan fisik yang dramatis, yang menghasilkan bayi besar (makrosomia).
c. Asma
Menurut Sarwono (2006), 1/3 penderita asma akan membaik dalam kehamilan, lebih dari 1/3 akan menetap serta kurangdari 1/3 akan memburuk atau serangn akan bertambah. Biasanya serangan akan muncul pada usia kehamilan 24 minggu sampai 36 minggu dan pada akhir kehamilan jarang terjadi.
Pengaruh kehamilan terhadap timbulnya serangan asma selalu sama terhadap setiap penderita, bahkan pada seorang penderita asma, serangan tidak sama pada kehamilan pertama dan berikutnya. Penyakit ini menimbulkan yang serius pada wanita hamil. Asma yang tidak terkontrol dengan baik, dapat berpengaruh terhadap ibu dan janin. Perubahan fungsi paru pada kehamilan meliputi 20% karena peningkatan kebutuhan oksigen dan metabolisme ibu, 40% peningkatan ventilasi semenit dan peningkatan tidal volume. Terdapat sejumlah perubahan fisiologik dan struktural terhadap fungsi paru selama kehamilan. Hiperemia, hipersekresi dan edema mukosa dan saluran pernapasan merupakan akibat dari meningkatnya kadar estrogen. Pada uterus gravid terjadi peningkatan ukuran lingkar perut, diafragma meninggi, dan semakin dalamnya sudut antar kosta. Wanita hamil mengalami peningkatan tidal volume, volume residu, serta kapasitas residu fungsional, penurunan volume balik ekspirasi, sementara kapasitas vital tidak berubah. Hiperventilasi alveolar terjadi bila PCO2 menurun dari 34-40 mmHg menjadi 27-34 mmHg, yang biasanya terlihat pada umur kehamilan 12 minggu. Seperti yang diperkirakan, frekuensi terjadinya serangan eksaserbasi asma puncaknya pada umur kehamilan sekitar enam bulan, gejala yang berat biasanya terjadi antara umur kehamilan 24 minggu - 36 minggu.
Degranulasi sel mast menyebabkan terjadinya asma dengan cara pelepasan mediator kimia, yang memicu peningkatan resistensi jalan napas dan spasme bronkus. Pada kasus kehamilan alkalosis respiratori tidak bisa dipertahankan diawal berkurangnya ventilasi, dan terjadilah asidosis. Akibat perubahan nilai gas darah arteri pada kehamilan (penurunan PCO2 dan peningkatan pH). Pasien dengan perubahan nilai gas darah arteri secara signifikan merupakan faktor risiko terjadinya hipoksemia maternal, hipoksia janin yang berkelanjutan. dan gagal napas.
d. TBC
Kehamilan dan tuberculosis merupakan dua stressor yang berbeda pada ibu hamil. Stressor tersebut secara simultan mempengaruhi keadaan fisik mental ibu hamil. Kehamilan dapat berefek terhadap tuberculosis dimana peningkatan diafragma akibat kehamilan akan menyebabkan kavitas paru bagian bawah mengalami kolaps . Jika dibandingkan dengan kelompok wanita sehat yang tidak mengalami tuberculosis selama hamil mempunyai resiko lebih tinggi, berat badan lahir rendah (<2500 gram)Selain itu, risiko juga meningkat pada janin, seperti abortus, terhambatnya pertumbuhan janin, kelahiran prematur dan terjadinya penularan TB dari ibu ke janin melalui aspirasi cairan amnion atau TB congenital (Sarwono,2008).
e. Hepatitis
Menurut Sarwono pada trimester I dapat menyebabkan keguguran, jarang terjadi kelainan kongenital. Pada trimester II terjadi persalinan premature. Kehamilan yang disertai hepatitis selalu saling mempengaruhi karena kehamilan memberatkan penyakit hepatitis dan penyakit hepatitis dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Ibu dengan hepatitis kronis atau sebelumnya telah ada sebelum hamil terdapat insidens berat lahir rendah yang lebih tinggi diantara bayi-bayi dengan ibu yang menderita infeksi akut selama hamil. Pada satu penelitian hepatitis akut maternal (tipe B atau non-B) tidak mempengaruhi insidens dari malformasi kongenital, lahir mati, abortus, atau malnutrisi intrauterin. Tetapi, hepatitis akut menyebabkan peningkatan insidens prematuritas.
f. Ginjal
Menurut Rustam Mochtar, bila ditandai dengan fatigue, gagal tumbuh, pucat, lidah kering, poliuri, hipertensi, proteinuria, nokturia.
g. Hipertensi
Menurut Manuaba, hipertensi esensial dengan tensi 140/90-160/110 mmHg. Sedangkan hipertensi kronik tekanan sitolik dapat mencapai lebih dari 100 mmHg.
(6) Riwayat kesehatan dan penyakit keluarga
Mengetahui mengenai penyakit keturunan seperti hipertensi dan DM, jantung, asma, dll.
(7) Pola fungsi kesehatan
a. Pola Nutrisi
Jumlah tambahan kalori yang dibutuhkan pada ibu hamil adalah 300 kalori per hari, dengan komposisi menu seimbang (cukup mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral, air). Untuk mengetahui nutrisi yang ada dalam tubuh ibu apakah sudah mencukupi untuk pemenuhan kebutuhan janin atau tidak.
b. Pola Eliminasi
Bagaimana pola defekasi dan miksi pada waktu hamil dan adakah masalah dalam pola eliminasinya.
c. Pola Istirahat
Bagimana pola istirahat ibu dalam waktu hamil dan adakah masalah yang yang terjadi. Normalnya Kira-kira 6-8 jam pada malam hari dan ± 2 jam di siang hari. (Istirahat kurang dapat menimbulkan kecapekan bahkan stres sehingga dapat menghambat perkembanggan janin)
d. Pola Aktifitas
Bagaiman pola aktifitas ibu sehari-hari apa saja yang dikerjakan ibu waktu hamil (berat/ringannya aktifitas) dan adakah masalah yang terjadi. (Untuk mengetahui aktifitas kilen waktu hamil yang dapat menyebabkan timbulnya masalah ringan pada ibu hamil fisiologi)
e. Aktifitas Seksual
Hubungan seksual masih tetap diperbolehkan kecuali pada ibu yang pernah mengalami keguguran. Namun beberapa wanita kehilangan gairah seksualnya ketika hamil. Sebaiknya hubungan seksual diperbolehkan setelah kehamilan 16 minggu, karena pada saat itu plasenta sudah terbentuk. Pada akhir kehamilan hubungan seksual sebaiknya dihindarkan jika ketuban pecah. Pada trimester 1 hasrat untuk melakukan hubungan seksual berbeda-beda, pada trimester II terjadi peningkatan libido
f. Riwayat psikososial
Bagaimana penerimaan ibu dan keluarga terhadap kehamilan ini, mengetahui dukungan materil dan moril yang didapat dari keluarga, kebiasaan-kebiasaan yang menguntungkan kesehatan, kebiasaan yang merugikan kesehatan. Mengetahui bagaimana riwayat KB ibu dan alasan kenapa ibu berhenti.
2) Data Objektif
Dikumpulkan melalui pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus.
(1) Pemeriksaan umum :
Bertujuan untuk menilai keadaan umum ibu, status gizi, tingkat kesadaran, serta ada tidaknya kelainan bentuk badan. (Keterampilan Dasar Praktik Klinik Untuk kebidanan, 2008:142)
a. Keadaan Umum: Menilai keadaan umum ibu baik atau jelek.
b. Kesadaran
Pada kehamilan fisiologis, seharusnya kesadaran ibu dalam keadaan Compos mentis, yaitu dengan sadar dapat menjawab semua pertanyaan petugas.
c. Tanda-Tanda Vital
· TD : Normal antara 100/60-140/90 mmHg
· Suhu : Normal antara 360C – 370C
· Nadi : Nadi normal antara 80-110 x/menit
· RR : Pernafasan normal antara 18-24 x/menit
d. Berat Badan Sebelum dan Saat Hamil
Berat badan ibu sebelum hamil ditanyakan untuk mengetahui tingkat gizi ibu dan seberapa besar kenaikan berat badan ibu saat hamil. Penimbangan berat badan dilakukan setiap kali kunjungan untuk mengetahui pertambahan berat badan ibu.
Normalnya kenaikan BB pada TM 1 adalah 1-2 kg, pada TM II adalah 5 kg, sedangkan pada TM III tidak boleh naik 0.5 kg tiap minggu. Normalnya BB selama kehamilan meningkat 10-12 kg. Kekurangan nutrisi dapat menyebabkan anemia, partus prematurus, insersia uteri. Kelebihan berat badan dapat meningkatkan resiko preeklampsi dan bayi yang terlalu besar.
e. Tinggi Badan
Pengukuran tinggi badan dilakukan sekali pada kunjungan pertama. Normalnya, tinggi badan > 145 cm. Jika diketahui Bumil dengan TB < 145cm maka tergolong low high yang kemungkinan resiko panggul sempitnya lebih tinggi.
f. Lingkar Lengan Atas
Normalnya lingkar lengan atas > 23,5 cm. Jika < 23,5 cm merupakan indikator Ibu kurang gizi sehingga beresiko untuk melahirkan BBLR.
(2) Pemeriksaan fisik
Tujuan pemeriksaan fisik adalah untuk menilai kondisi kesehatan ibu dan bayinya serta tingkat kenyamanan fisik ibu bersalin. Informasi dari hasil pemeriksaan fisik dan anamnesis diolah untuk membuat keputusan klinik, menegakkan diagnosis dan mengembangkan rencana asuhan atau perawatan yang paling sesuai dengan kondisi ibu.
a. Muka : wajah dan conjunctiva pucat merupakan salah satu gejala kilnis anemia. Wajah yang odema merupakan gejala dari preeklampsi. Sclera yang kuning menandakan penyakit hepatitis
b. Leher : adanya bendungan vena jugularis gejala dari adanya penyakit jantung, adanya pembesaran kelenjar limfe salah satu tanda adanya infeksi pada tubuh, pembesaran kelenjar thyroid mengindikasikan adanya gangguan pada kelenjar tiroid
c. Dada
Mengkaji keadaan payudara sebagai persiapan menyusui. Hamil 12 minggu ke atas keluar colostrums yang berasal dari kelenjar sinus yang mulai berekskresi. (Sarwono, 2006: 95)
d. Abdomen
· Bekas SC : adanya bekas SC termasuk kehamilan yang berisiko menurut skor Pudji Rochyati
· Gerakan anak : kesejahteraan janin dapat dilihat dari gerakan janin
  • Leopold I
Digunakan untuk menentukan usia kehamilan dan bagian apa yang ada dalam fundus. Pada kehamilan/persalinan normal, bagian yang terdapat dalam fundus adalah bokong dengan ciri lunak, kurang bundar, kurang melenting. (Keterampilan Dasar Praktek Klinik Untuk Kebidanan, 2008: 142)
TFU pada ibu hamil:
Usia Kehamilan
Tinggi Fundus
Dalam cm
Menggunakan Penunjuk Badan
12 minggu
-
3 jari di atas simfisis
16 minggu
-
½ simfisis-pusat
20 minggu
20 cm (± 2cm)
3 jari di bawah pusat
24 minggu
24 cm (± 2cm)
Sepusat
28 minggu
28 cm (± 2cm)
3 jari di atas pusat
32 minggu
32 cm (± 2cm)
½ pusat–procesus xipoideus
36 minggu
36 cm (± 2cm)
Setinggi procesus xipoideus
40 minggu
-
2 jari di bawah px
Tabel 2.3 Perkiraan TFU terhadap usia kehamilan (Saifuddin 2002, Hani dkk 2010)
Menurut MC Donald dalam cm
Pengukuran tinggi fundus ini dilakukan menggunakan pita ukur dengan cara meletakkan ujung pita ukur (nilai 0) pada simpisis pubis dan menarik pita ukur tersebut hingga mencapai fundus uteri ibu secara lurus mengikuti bentuk perut ibu. Mc donald untuk mengetahui apakah penambahan TFU sesuai dengan umur kehamilan.
TFU dalam cm = tuanya kehamilan dalam bulan
3,5 cm
  • Leopold II
Digunakan untuk menentukan letak punggung anak dan letak bagian kecil pada anak. Pada letak membujur dapat ditetapkan punggung anak yang teraba bagian keras, memanjang seperti papan dan sisi yang berlawanan teraba bagian kecil janin. Dan banyak lagi kemungkinan perabaan pada letak yang lain. (Keterampilan Dasar Praktek Klinik Untuk Kebidanan, 2008)
  • Leopold III
Digunakan untuk menentukan bagian apa yang terdapat di bagian bawah dan apakah bagian bawah anak sudah atau belum terpegang oleh pintu atas panggul (posisi tangan petugas konvergen, divergen atau sejajar). Pada kehamilan/persalinan normal, bagian terbawah janin adalah kepala dengan ciri keras, bundar, dan melenting. (Keterampilan Dasar Praktek Klinik Untuk Kebidanan, 2008)
  • Leopold IV
Digunakan untuk menentukan apa yang menjadi bagian bawah dan seberapa masuknya bagian bawah tersebut ke dalam rongga panggul. Pemeriksaan ini tidak dapat dilakukan bila kepala masih tinggi. (Keterampilan Dasar Praktek Klinik Untuk Kebidanan, 2008)

  • TBJ menggunakan rumus Mc Donald
TBJ : bila bagian terendah janin sudah masuk PAP maka TBJ= (TFU-11)x155
Bila bagian terendah janin belum masuk PAP maka TBJ= (TFU-12)x155
· Pemeriksaan DJJ : normal 120-140 kali per menit. Bunyi jantung dihitung dengan mendengarkan selama 1 menit penuh. Bila kurang dari 120 kali per menit atau lebih dari 140 kali per menit, kemungkinan janin dalam keadaan gawat janin.
e. Genetalia
  • Vulva dan Vagina
Keluaran : Pada wanita hamil trimester III sering mengeluarkan cairan pervaginam lebih banyak. Keadaan ini dalam batas normal (tidak berwarna, tidak berbau, tidak gatal). Pengkajian terhadap vulva dan vagina juga bertujuan untuk mengetahui adanya PMS pada ibu
  • Anus
Adanay wasir (haemorroid) dalam kehamilan terjadi pelebaran vena haemorroidalis interna dan pleksus hommorroidalis eksternal karena terdapatnya konstipasi dan pembesaran uterus. (Sarwono, 2006)
f. Ekstrimitas
Terdapatnya odema pada tangan dan kaki merupakan kecurigaan adannya preeklampsi.
Pemeriksaan refleks patella normalnya (+)/(+). Tungkai bawah akan bergerak sedikit ketika tendon diketuk. Bila gerakannya berlebihan dan cepat maka hal ini mungkin pertanda adanya preeklampsia.
(3) Data penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
  • Darah
- Hb : batas terendah untuk kadar Hb dalam kehamilan adalah 10gr/100ml. Jika kurang dari 10 gr% maka ibu tersebut anemia. Hb 10-12gr% pada ibu hamil bukan anemia patologis tetapi masih fisiologis karena terjadi hemodilusi (kadar Hb tetap namun ada peningkatan jumlah plasma dalam darah).
- Golda : A/B/AB/O mengetahui lebih awal golongan darah pada ibu hamil
  • Urine
- Reduksi urine: normalnya negative (bila positif curiga ibu mengalami DM dan membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut)
- Protein : normalnya negative (bila positif adanya preeklampsi)
b. Pemeriksaan obsterik
Hanya dilakukan sekali pada primigravida.
a) Panggul dalam
Normalnya pada pemeriksaan panggul dalam adalah:
§ Teraba promotorium
§ Teraba kedua tonjolan spina ischiadika
§ Linea inominata kanan dan kiri teraba tidak lebih dari 1/3 bagian
§ Sakrum teraba cekung
b) Panggul luar
§ Distansia spinarum
Diukur dari SIAS kanan dan kiri. Normal 23-26 cm.
§ Distansia cristarum
Diukur dari crista iliaca kanan dan kiri. Normal 26-28 cm.
§ Conjugata eksterna (Boudeloque)
Diukur dari tepi atas simfisis sampai ujung prosesun spinosus ujung lumbal ke V. Normalnya 18-20 cm.
§ Lingkar panggul
Diukur dari tepi atas simfisis ke pertengahan SIAS dan trochanter major sisi satu dan kembali melalui tempat yang sama di sisi yang lainnya hingga kembali lagi ke tepi atas simfisis. Normalnya 80-90 cm.
c. Pemeriksaan lain : USG (untuk mengetahui DJJ, letak janin, ukuran janin, dan kesehatan perkembangan janin secara lebih lengkap)

2. Langkah II : Interpretasi Data Dasar
Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar atas data-data yang dikumpulkan.
1) Dx aktual : dalam diagnose aktual harus mencakup G..PAPAH yaitu menjelaskan mengenai riwayat kehamilan dan persalinan (kehamilan yang ke berapa, jumlah partus/persalinan, kehamilan aterm/cukup bulan, kelahiran prematur, riwayat abortus, serta jumlah anak hidup), usia kehamilan, tunggal, janin hidup, intrauterine, letak janin/presentasi, keadaan jalan lahir kesan baik, keadaan ibu dan janin baik.
2) Masalah : masalah merupakan satu atau beberapa keluhan ibu yang di luar diagnose medis namun dapat berpengaruh bagi persalinan baik melalui fisiologis maupun psikologis. Contoh masalah pada ibu hamil yang umum terjadi adalah kurangnya dukungan dari suami serta keluarga selama kehamilan, sehingga ibu merasa sendirian dalam menjalani kehamilannya.

3. Langkah III : Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial
Mengidentifikasi masalah / diagnosa potensial lain berdasarkan masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasikan.

4. Langkah IV : Identifikasi Kebutuhan Segera
Menetapkan kebutuhan terhadap tindakan segera baik dalam melakukan konsultasi, kolaborasi, dengan dokter atau tenaga kesehatan lain berdasarkan kondisi klien.

5. Langkah V : Menyusun Rencana Asuhan
Pada langkah ini jika ada informasi / data tidak lengkap bisa dilengkapi. Mencerminkan rasional yang valid dan ditentukan oleh hasil kajian pada langkah sebelumnya.
1) Membangun hubungan yang baik dengan klien
Rasional : ibu merasa tenang dan nyaman, lebih terbuka kepada petugas sehingga bisa terjalin kerjasama yang baik antara petugas dengan klien untuk memperlancar pemeriksaan dan keefektifan pemberian asuhan.
2) Menjelaskan hasil pemeriksaan pada klien
Rasional : klien mengetahui kondisi janin dan dirinya, sehingga merasa lebih tenang dan siap dalam menjalani proses kehamilannya.
3) Mendeteksi masalah, keluhan dan cara menanganinya
Rasional : mengetahui masalah klien, menginformasikan, dan mendiskusikan alternatif solusi untuk mengurangi masalah yang dialami oleh klien.
4) Berikan HE dengan usia kehamilan
(1) TM I :
· Persiapan persalinan
  • Tanda bahaya kehamilan
Menginformasikan kembali tentang 6 tanda bahaya dalam kehamilan ( Perdarahan pervaginam, Sakit kepala yg berlebihan, Gangguan penglihatan, Oedema pada wajah dan tangan, Nyeri abdomen dan Janin tidak bergerak seperti biasa) dan menganjurkan datang ke petugas kesehatan jika menemukan salah satu atau lebih dari 6 tanda bahaya.
R/ : ibu mengetahui 6 tanda bahaya dalam kehamilan sehingga ibu lebih waspada terhadap tanda bahaya tsb. dan tahu apa yang harus di lakukan jika mengalami tanda bahaya tersebut agar tidak terjadi keterlambatan dalam penanganan.
  • Nutrisi ibu hamil
  • Personal hygiene
  • Persiapan komplikasi
  • Istirahat dan aktivitas
(2) TM II :
· Persiapan persalinan
  • Memberitahukan pada klien tentang tanda – tanda persalinan
Rasional : agar ibu waspada terhadap tanda-tanda persainan dan tidak terlambat datang ke petugas kesehatan.
· persiapan komplikasi
· gerakan janin.
(3) TM III :
· Persiapan persalinan
  • Tanda-tanda persalinan
Rasional : agar ibu waspada terhadap tanda-tanda persalinan dan tidak terlambat datang ke petugas kesehatan ketika persalinan sudah dekat.
  • Persiapan komplikasi
  • Gerakan janin
  • Istirahat
  • Aktivitas seks
· Perwatan payudara
Memberikan penjelasan tentang perawatan payudara. Menjelaskan pada ibu bagaimana cara merawat payudara, terutama pada ibu yang mempunyai puting susu rata atau masuk. Ibu dianjurkan cara mengeluarkan putting susu, yaitu dengan menekan putting susu dengan menggunakan kedua jari, cara ini dilakukan dua kali sehari selama lima hari.
Rasional : ibu mengetahui cara perawatan payudara dan bersedia melakukan anjuran bidan sehingga ASI dapat keluar dengan lancar untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bayi dan mensukseskan program ASI eksklusif dalam rangka menurunkan mortalitas pada bayi.
5) Konseling KB
R/ : konseling yang diberikan dapat memberikan pilihan kepada ibu selama kehamilan sehingga ibu mengetahui pentingnya merencanakan kehamilannya demi kesehatan ibu dan anak serta kesejahteraan keluarga.
6) Memberikan tablet Fe dan menjelaskan bagaimana cara pemakaiannya dan efek sampingnya. Pemberian tablet tambah darah untuk 90 hari, beri tahu ibu bahwa efek samping dari tablet ini menyebabkan obstipasi, mual serta pusing sehingga akan lebih baik jika tablet ini diminum pada malam hari bersama dengan air putih dan tidak dengan teh, karena teh dapat mengikat besi.
R/ : ibu hamil mengalami hemodilusi yang mengakibatkan anemia, terutama saat UK mencapai 32 minggu. Ibu mengetahui cara pemakaian obat dan bersedia mengkonsumsi secara teratur sesuai anjuran bidan untuk mencegah terjadinya anemia pada ibu hamil.
7) Menentukan jadwal kunjungan berikutnya, yaitu
(1) Setiap 4 minggu sekali pada umur kehamilan 0 sampai 28 minggu.
(2) Setiap 2 minggu sekali pada umur kehamilan 29 sampai 36 minggu.
(3) Setiap 1 minggu sekali pada umur kehamilan 36 sampai 40 minggu atau sampai terjadi persalinan.
Dan bila sewaktu-waktu ada keluhan atau merasakan tanda-tanda persalinan.
R/: memantau keadaan janin dan ibu, untuk deteksi dini dan penanganan segera komplikasi
8) Mendokumentasikan hasil asuhan
R/: mendokumentasikan asuhan yang telah diberikan sebagai tanggung jawab dan tanggung gugat

9) Langkah VI : Pe nata laksanaan
Melaksanakan rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah V

10) Langkah VII : Evaluasi
Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang diberikan. Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil diharapkan :
- Klien dapat menjalani proses kehamilannya dengan normal tanpa penyulit maupun komplikasi
- Klien dapat bersalin dengan aman dan normal

DAFTAR PUSTAKA

Bobak , L. 2004. Keperawatan maternitas. Jakarta : EGC
Coad, Jane; Dunstall, Melvyn. 2007. Anatomi & fisiologi untuk bidan. Jakarta: EGC
Cunningham, et al. 2009. Obstetri william ed 21 vol 1.Jakarta: EGC
Farrer, Helen. 2001. Perawatan maternitas. Jakarta:EGC
Fraser, Diane, et al. 2009. Myles buku ajar bidan. Jakarta: EGC
Manuaba, Chandranita, et al. 2008. Buku ajar patologi obstetri. Jakarta: EGC
______. 2009. Memahami kesehatan reproduksi wanita edisi 2. Jakarta: EGC
Manuaba, I.B. Putera. 2007. Pengantar kuliah obstetri. Jakarta : EGC
______. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana. Jakarta : EGC.
Prawirohardjo, S. 2006.. Ilmu Kebidanan. Edisis Ketiga, Cetakan Kedelapan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
PUSDIKNAKES. 2003. Asuhan antenatal. WHO-JHPIEGO
Ramayulis, Rita. 2008. 17 Alternatif untuk langsing. Jakarta:Penebar plus
Saifudin, AB. 2007. Buku acuan nasional pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka
Sofian, Amru. 2011. Rustam mochtar sinopsis obstetri¸ Jakarta : EGC.
Uliyah, Musrifatul; Hidayat, A. Azis Alimul. 2008. Keterampilan dasar praktek klinik untuk kebidanan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika
Varney, Helen, et al. 2007. Buku ajar asuhan kebidanan volume 2. Jakarta: EGC
Wiknjosastro, H. 2005. Ilmu kandungan. Jakarta: PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Share:  

0 comments:

Post a Comment