Saturday 12 March 2016

SAP ASI Eksklusif

SATUAN ACARA PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

 

Pokok Bahasan  : ASI eksklusif
Sasaran             : Ibu postpartum dan keluarga
Hari / Tanggal    : Jumat, 12 September 2014
Alokasi waktu   : 30 menit
Tempat              : Ruang Merpati IRNA Obgyn RSUD Dr.Soetomo Surabaya

1. TUJUAN
Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan, ibu diharapkan dapat memberikan ASI eksklusif dan menyusui dengan cara yang benar.
Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan, peserta penyuluhan dapat:
1) Menjelaskan pengertian ASI eksklusif
2) Menjelaskan komposisi ASI
3) Menjelaskan keuntungan pemberian ASI
4) Menjelaskan faktor yang dapat meningkatkan maupun menghambat ASI
5) Penyimpanan ASI bagi ibu yang bekerja
6) Cara menyusui yang benar



2. MEDIA
Materi disampaikan kepada peserta menggunakan alat bantu proyektor dan leaflet yang akan dibagikan setelah penyuluhan selesai dilakukan, serta menggunakan alat peraga boneka untuk mendemonstrasikan cara menyusui.

3. METODE
Penyuluhan dilakukan dengan cara penyampaian langsung (ceramah) disertai tanya jawab pada saat penyampaian materi maupun pada saat evaluasi serta demonstrasi.

4. MATERI
1) Pengertian ASI eksklusif
2) Komposisi ASI
3) Keuntungan pemberian ASI
4) Faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan menghambat pengeluaran ASI
5) Penyimpanan ASI bagi ibu yang bekerja
6) Cara menyusui yang benar
(terlampir)

5. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap
Waktu
Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Peserta
Pembukaan
5 menit
- Memberi salam kepada peserta
- Memperkenalkan diri
- Menyampaikan tujuan
- Melakukan kontrak waktu
Mendengarkan pembukaan yang disampaikan oleh moderator
Pelaksanaan
15 menit
Penyampaian materi oleh penyaji serta menggali pengetahuan /pengalaman ibu mengenai :
- Pengertian ASI eksklusif
- Komposisi ASI
- Keuntungan pemberian ASI
- Faktor yang dapat meningkatkan dan menghambat pengeluaran ASI
- Penyimpanan ASI bagi ibu yang bekerja
- Cara menyusui yang benar
Mendengarkan dan memberi umpan balik terhadap materi yang disampaikan
Evaluasi
5 menit
- Evaluasi hasil melalui sesi tanya jawab
- Mengajukan pertanyaan mengenai materi yang belum dipahami
- Menjawab pertanyaan yang telah diajukan.
Penutup
5 menit
- Menyampaikan kesimpulan
- Mengucapkan terimakasih atas partisipasi peserta
- Memberikan salam penutup
- Membagikan leaflet
Mendengarkan dan membalas salam

6. PENGORGANISASIAN
1) Moderator dan observer : Anindya DR
2) Penyaji dan demonstran : Petisa AS, Alawiyah RD
3) Fasilitator                       : Ayu MK.
5) Pembimbing praktik       : Sulianah, SST
6) Pembimbing pendidikan : Woro Setia N., S.Keb. Bd

7. PENJABARAN TUGAS
Penyaji dan demonstran : Memberikan materi penyuluhan dan melakukan demostrasi
Moderator dan observer : Mengatur jalannya acara penyuluhan serta mengobservasi susunan acara agar penyuluhan berlangsung lancar
Fasilitator : Memfasilitasi jalannya penyuluhan
Pembimbing : Memberikan bimbingan kepada mahasiswa sehingga acara penyuluhan berlangsung lancar

8. EVALUASI
Evaluasi struktural
1) Peserta hadir di ruang penyuluhan ruang merpati irna obgyn RSUD Dr. Soetomo Suarabaya.
2) Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa praktik profesi Program Studi Pendidikan Bidan Universitas Airlangga bekerja sama dengan penanggung jawab ruang merpati irna obgyn RSUD Dr. Soetomo Suarabaya.
Evaluasi proses
1) Peserta mendengarkan dengan baik terhadap materi yang disampaikan oleh penyaji.
2) Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung.
3) Peserta terlihat aktif dalam kegiatan penyuluhan.
4) Moderator, penyuluh, fasilitator, observer dan peserta mampu menjalankan fungsinya dan perannya dengan baik.
Evaluasi hasil
1) Peserta mampu memahami materi yang telah disampaikan dan dapat menjelaskan kembali materi yang telah disampaikan.
2) Ada umpan balik positif peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang diajukan oleh penyaji.

9. DAFTAR PUSTAKA
IDAI Jakarta. 2008. Bedah ASI. Jakarta: FKUIRoesli, Utami. 2000. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya
Depkes, 2005. Manajemen Laktasi. Buku Panduan Bagi Bidan dan Petugas Kesehatan di Puskesmas. Jakarta: Direktorat Jenderal Bina Kesehatan Masyarakat.
Baskoro, A, 2008. ASI Panduan Praktis Ibu menyusui, Banyu media
Aprilia, Y. Analisis Sosialisasi Program Inisiasi Menyusu Dini Dan Asi Eksklusif Kepada Bidan Di Kabupaten Klaten. Tesis Universitas Diponegoro Semarang 2009.
Anonim. Turun, jumlah bayi yang dapat ASI eksklusif. Gizi Net (online http://www.gizi.net/cgiin/berita/fullnews.cgi?newsid1173324133,39743 , diakses 13 Desember 2009)
Prawindarti, lianita, 2013. ASI pasca C-section. Aimi.Org (Online http://aimi-asi.org/menyusui-pasca-c-section/), diakses 29 september 2013).
Kemenkes,2013. ASI eksklusif yang tak tergantikan. Kemenkes .go.id (online http://www.promkes.depkes.go.id/index.php/topik-kesehatan/98-umum/141-asi-eksklusif-yang-tidak-tergantikan , diakses 29 september 2013).

MATERI PENYULUHAN ASI EKSKLUSIF

1. Pengertian ASI eksklusif
ASI eksklusif adalah menyusui bayi secara murni. Bayi hanya diberi ASI tanpa tambahan cairan lain, seperti susu formula, jeruk, madu, air teh, air putih dan tanpa pemberian makanan tambahan lain. Seperti : pisang, bubur, susu, biskuit, bubur atau nasi tim (Depkes,2013).
Definisi WHO menyebutkan bahwa ASI ekslusif yaitu bayi hanya diberi ASI saja, tanpa cairan atau makanan padat apapun kecuali vitamin, mineral atau obat dalam bentuk tetes atau sirup sampai usia 6 bulan (WHO (2002) dalam Aprilia, 2009). .
Sebelum tahun 2001, World Health Organization (WHO) merekomendasikan untuk memberikan ASI eksklusif selama 4-6 bulan. Namun pada tahun 2001, setelah melakukan telaah artikel penelitian secara sistematik dan berkonsultasi dengan para pakar, WHO merevisi rekomendasi ASI eksklusif tersebut dari 4-6 bulan menjadi 6 bulan (180 hari), kemudian dilanjutkan selama 2 tahun dengan panambahan makanan pendamping yang tepat waktu, aman, benar dan memadai (WHO, 2010).

2. Komposisi ASI
Air susu ibu (ASI) selalu mengalami perubahan selama beberapa periode tertentu. Perubahan ini sejalan dengan kebutuhan bayi (Anonim, 2010):
a. Kolostrum
Kolostrum terbentuk selama periode terakhir kehamilan dan minggu pertama setelah bayi lahir. ia merupakan ASI yang keluar dari hari pertama sampai hari ke-4 yang kaya zat anti infeksi dan berprotein tinggi. Kandungan proteinnya 3 kali lebih banyak dari ASI mature. Cairan emas ini encer dan seringkali berwarna kuning atau dapat pula jernih yang mengandung sel hidup yang menyerupai sel darah putih yang dapat membunuh kuman penyakit. Kolostrum merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan mekonium dari usus bayi yang baru lahir. Volumenya bervariasi antara 2 dan 10 ml per feeding per hari selama 3 hari pertama, tergantung dari paritas ibu.
b. ASI peralihan/transisi
Merupakan ASI yang dibuat setelah kolostrum dan sebelum ASI Mature (Kadang antara hari ke 4 dan 10 setelah melahirkan). Kadar protein makin merendah, sedangkan kadar karbohidrat dan lemak makin tinggi. Volumenya juga akan makin meningkat
c. ASI mature
ASI matang merupakan ASI yang keluar pada sekitar hari ke-14 dan seterusnya, komposisi relative konstan. Pada ibu yang sehat dengan produksi ASI cukup, ASI merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur enam bulan, Tidak menggumpal jika dipanaskan
Tabel 1. Komposisi kolostrum dan ASI (setiap 100 ml)
No.
Zat-zat Gizi
Satuan
Kolostrum
ASI
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Energi
Protein
Kasein
Laktosa
Lemak
Vitamin A
Vitamin B1
Vitamin B2
Vitamin B12
Kalsium
Zat besi
Fosfor
Kkal
G
Mg
G
G
Ug
Ug
Ug
Ug
Mg
Mg
Mg
58.0
2.3
140.0 mg
5.3
2.9
151.0
1.9
30.0
0.05
39.0
70.0
14.0
70
0.9
187.0
7.3
4.2
75.0
14.0
40.0
0.1
35.0
100.0
15.0
1) Kandungan nutrisi dalam ASI
ASI mengandung komponen makro dan mikro nutrisi. Yang termasuk makronutrien adalah karbohidrat, protein dan lemak sedangkan mikronutrien adalah vitamin dan mineral (Baskoro, 2008)
(a) Karbohidrat
Laktosa adalah karbohidrat utama dalam ASI dan berfungsi sebagai salah satu sumber energi untuk otak. Kadar laktosa yang terdapat dalam ASI hampir dua kali. rasio jumlah laktosa dalam ASI dan PASI adalah 7 : 4 sehingga ASI terasa lebih manis dibandingkan dengan PASI, Hal ini menyebabkan bayi yang sudah mengenal ASI dengan baik cenderung tidak mau minum PASI. Karnitin mempunyai peran membantu proses pembentukan energi yang diperlukan untuk mempertahankan metabolisme tubuh. Konsentrasi karnitin bayi yang mendapat ASI lebih tinggi dibandingkan bayi yang mendapat susu formula.
Hidrat arang dalam ASI merupakan nutrisi yang penting untuk pertumbuhan sel syaraf otak dan pemberi energi untuk kerja sel-sel syaraf. Selain itu karbohidrat memudahkan penyerapan kalsium mempertahankan faktor bifidus di dalam usus (faktor yang menghambat pertumbuhan bakteri yang berbahaya dan menjadikan tempat yang baik bagi bakteri yang menguntungkan) dan mempercepat pengeluaran kolostrum sebagai antibodi bayi
(b) Protein
Protein dalam ASI lebih rendah dibandingkan dengan PASI. Namun demikian protein ASI sangat cocok karena unsur protein di dalamnya hampir seluruhnya terserap oleh sistem pencernaan bayi yaitu protein unsur whey. Perbandingan protein unsur whey dan casein dalam ASI adalah 65 : 35, sedangkan dalam PASI 20 : 80. Artinya protein pada PASI hanya sepertiganya protein ASI yang dapat diserap oleh sistem pencernaan bayi dan harus membuang dua kali lebih banyak protein yang sukar diabsorpsi. Hal ini yang memungkinkan bayi akan sering menderita diare dan defekasi dengan feces berbentuk biji cabe yang menunjukkan adanya makanan yang sukar diserap bila bayi diberikan PASI.
(c) Lemak
Kadar lemak dalam ASI pada mulanya rendah kemudian meningkat jumlahnya. Lemak dalam ASI berubah kadarnya setiap kali diisap oleh bayi dan hal ini terjadi secara otomatis. Komposisi lemak pada lima menit pertama isapan akan berbeda dengan hari kedua dan akan terus berubah menurut perkembangan bayi dan kebutuhan energi yang diperlukan.
Jenis lemak yang ada dalam ASI mengandung lemak rantai panjang yang dibutuhkan oleh sel jaringan otak dan sangat mudah dicerna karena mengandung enzim Lipase. Lemak dalam bentuk Omega 3, Omega 6 dan DHA yang sangat diperlukan untuk pertumbuhan sel-sel jaringan otak.
Susu formula tidak mengandung enzim, karena enzim akan mudah rusak bila dipanaskan. Dengan tidak adanya enzim, bayi akan sulit menyerap lemak PASI sehingga menyebabkan bayi lebih mudah terkena diare. Jumlah asam linoleat dalam ASI sangat tinggi dan perbandinganya dengan PASI yaitu 6 : 1. Asam linoleat adalah jenis asam lemak yang tidak dapat dibuat oleh tubuh yang berfungsi untuk memacu perkembangan sel syaraf otak bayi
(d) Mineral
ASI mengandung mineral yang lengkap walaupun kadarnya relatif rendah, tetapi bisa mencukupi kebutuhan bayi sampai berumur 6 bulan. Zat besi dan kalsium dalam ASI merupakan mineral yang sangat stabil dan mudah diserap dan jumlahnya tidak dipengaruhi oleh diet ibu. Dalam PASI kandungan mineral jumlahnya tinggi tetapi sebagian besar tidak dapat diserap, hal ini akan memperberat kerja usus bayi serta mengganggu keseimbangan dalam usus dan meningkatkan pertumbuhan bakteri yang merugikan sehingga mengakibatkan kontraksi usus bayi tidak normal. Bayi akan kembung, gelisah karena obstipasi atau gangguan metabolisme.
(e) Vitamin
ASI mengandung vitamin yang lengkap yang dapat mencukupi kebutuhan bayi sampai 6 bulan kecuali vitamin K, karena bayi baru lahir ususnya belum mampu membentuk vitamin K. Kandungan vitamin yang ada dalam ASI antara lain vitamin A, vitamin B dan vitamin C.
2) Volume ASI
Pada bulan-bulan terakhir kehamilan sering ada sekresi kolostrum pada payudara ibu hamil. Setelah persalinan apabila bayi mulai mengisap payudara, maka produksi ASI bertambah secara cepat. Dalam kondisi normal, ASI diproduksi sebanyak 10- ± 100 cc pada hari-hari pertama. Produksi ASI menjadi konstan setelah hari ke 10 sampai ke 14. Bayi yang sehat selanjutnya mengkonsumsi sebanyak 700-800 cc ASI per hari. Namun kadang-kadang ada yang mengkonsumsi kurang dari 600 cc atau bahkan hampir 1 liter per hari dan tetap menunjukkan tingkat pertumbuhan yang sama. Keadaan kurang gizi pada ibu pada tingkat yang berat, baik pada waktu hamil maupun menyusui dapat mempengaruhi volume ASI. Produksi ASI menjadi lebih sedikit yaitu hanya berkisar antara 500-700 cc pada 6 bulan pertama usia bayi, 400-600 cc pada bulan kedua dan 300-500 cc pada tahun kedua usia anak (Depkes, 2005).

3. Keuntungan pemberian ASI
Keuntungan pemberian ASI menurut Kemenkes RI, 2013 diantaranya:
a. Keuntungan Pemberian ASI Bagi Bayi
- Mengandung zat gizi yang paling sesuai untuk kebutuhan bayi
- ASI sebagai nutrisi
- ASI meningkatkan daya tahan tubuh bayi
- Melindungi bayi dari alergen
- Aman dan terjamin kebersihannya.
- Membantu memperbaiki refleks hisap, menelan dan pernafasan.
- Tidak akan pernah basi karena mempunyai suhu tubuh
- Disajikan dengan cara yang mudah, cepat, kapan saja dan dimana saja.
- ASI eksklusif meningkatkan jalinan kasih sayang
- ASI tidak dapat digantikan oleh susu formula
- Tidak memerlukan biaya.
b. Keuntungan Pemberian ASI Bagi Ibu
- Mengurangi perdarahan setelah melahirkan
- Mengurangi terjadinya anemia
- Menjarangkan kehamilan
- Mengecilkan rahim
- Lebih cepat langsing kembali
- Mengurangi kemungkinan menderita kanker
- Lebih ekonomis
- Tidak merepotkan dan hemat waktu
- Portabel dan praktis
- Memberi kepuasan bagi Ibu
c. Keuntungan Pemberian ASI Bagi Ayah
- Ekonomis
- Praktis tidak merepotkan
- Kalau bepergian lebih mudah

4. Faktor yang dapat meningkatkan maupun menghambat ASI
a. Meningkatkan Pengeluaran ASI
- Nutrisi yang baik untuk ibu
- Kondisi ibu yang bahagia
- Kontak mata dengan bayi
- Dukungan dari suami
- Beri ASI lebih sering
- Mendengarkan dan memberi perhatian penuh saat bayi menangis
b. Menghambat Pengeluaran ASI
- Ibu yang sedang bingung atau pikirannya sedang kacau
- Jika ibu merasa sedih, cemas, marah atau kesal
- Jika ibu khawatir atau takut ASI-nya tidak cukup
- Jika seorang ibu merasa kesakitan terutama saat menyusui
- Jika ibu malu menyusui dan tidak ada dukungan keluarga
Jika ASI lambat keluar, lakukan hal-hal berikut:
(a) Menyusui sesering mungkin. Rawat gabung bisa membantu proses ini. Namun jika bayi tidak bisa bersama ibu setiap saat, tetap memerah sesering mungkin untuk memastikan payudara tetap distimulasi.
(b) Hindari pemberian susu formula sebagai suplementasi kecuali jika ada indikasi medis. Suplementasi yang tidak perlu justru akan menghambat bayi menyusu langsung pada ibunya.
(c) Pastikan bahwa pelakatan selalu benar. Jika bayi tidak melekat dengan benar dalam proses menyusui, maka ASI yang didapatkan juga tidak akan optimal (Prawindarti, 2013)

5. Penyimpanan ASI bagi ibu yang bekerja
Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara eksklusif selama paling sedikit 4 bulan dan bila mungkin sampai 6 bulan, meskipun cuti hamil rata-rata hanya 3 bulan. Dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, perlengkapan memeras ASI dan dukungan lingkungan kerja, seorang ibu yang bekerja dapat tetap memberikan ASI secara eksklusif (Roesli, 2000).
Ibu yang bekerja tetap dapat memberikan ASI secara eksklusif, yaitu jika tempat ibu bekerja dekat, ibu bisa membawa bayi ke tempat kerja atau pulang untuk menyusui setiap 3 jam, sedangkan apabila tempat kerja jauh/tidak memungkinkan, ibu dapat menggunakan ASI perah. Tidak terdapat perbedaan kualitas maupun kuantitas ASI ibu yang bekerja dengan ibu yang tidak bekerja (Roesli, 2001).
ASI perah diletakkan pada botol gelas/botol plastik keras volume 80-100cc. setelah diperah dan diletakkan dalam botol ibu harus menulis jam, hari, tanggal, saat ASI diperah untuk mengetahui tanggal kadaluarsa ASI. ASI dapat disimpan di beberapa tempat dibawah ini dengan masa penyimpanan tertentu, yaitu :
§ udara terbuka : 6-8 jam
§ termos es : 24 jam
§ lemari es : 2x24 jam
§ freezer : 2 mgg
§ freezer lemari es 2 pintu : 3 bulan
Ibu harus mengusahakan bayi mendapat ASI perah yg tidak dibekukan karena ASI yg dibekukan akan kehilangan sebagian anti infeksinya. Namun, apabila harus didinginkan, sebelum memasukkan ke freezer, ASI didinginkan dulu selama 30 menit dalam lemari es tempat buah. Apabila akan digunakan, asi yang beku atau dingin dicairkan dengan dengan menempatkan wadah yang tertutup dalam mangkok berisi air hangat selama sekitar 30 menit. Dilarang menggunakan oven microwave, karena oven ini dapat memecah protein sehingga mengubah komposisi ASI.Setelah ASI dicairkan, harus dimasukkan lagi ke dalam lemari es

6. Cara menyusui yang benar
1. Ibu duduk atau berbaring santai. Bila duduk lebih baik menggunakan kursi yang rendah agar kaki ibu tidak tergantung dan punggung ibu bersandar pada sandaran kursi.
2. Sebelum menyusui ASI dikeluarkan sedikit kemudian dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara ini mempunyai manfaat sebagai desinfektan dan menjaga kelembaban puting susu.
3. Bayi menghadap perut ibu/payudara.
4. Payudara dipegang dengan ibu jari di atas dan jari yang lain menopang di bawah.
5. Posisikan bayi sehingga puting berada di atas bibir atas bayi.
6. Rangsang bibir bawah bayi dengan menempelkan pada puting hingga membuka lebar
7. Secepatnya dekatkan bayi ke payudara dengan menekan punggung dan bahu bayi.
8. Masukkan putting susu hingga ke daerah yang berwarna hitam
9. Setelah bayi mulai menghisap, payudara tidak perlu dipegang atau di sangga lagi
10. Sendawakan bayi setelah dirasa cukup kenyang dengan menepuk-nepuk secara halus bagian punggung atas bayi
Share:  

0 comments:

Post a Comment